Sampel darah mereka diambil di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (14/4/2021).
Sementara berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, relawan mengalami kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 500 mcg.
"Dan lebih banyak dibandingkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 250 mcg dan tanpa adjuvant," kata Penny, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
Sementara itu, mengutip tribunnews.com, Penny menyebut vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) dapat diproduksi massal mulai awal tahun 2022.
"Harapannya sudah bisa diproduksi secara massal pada awal tahun 2022," ujar Penny saat konferensi pers Vaksin Merah Putih secara virtual pada Jumat (16/4/2021).
Ia mengatakan, vaksin dengan platform inactivated virus ini menjadi vaksin pertama yang akan diproduksi massal.
Lantaran kini telah memasuki tahapan uji praklinik atau uji pada hewan.
Jika lolos uji praklinik maka dilanjutkan ke tahapan uji klinik I,II, dan III dengan target penyelesaian 2021.