GridHype.ID - Vaksin Sinovac digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menghentikan penyebaran wabah virus corona.
Sebelumnya, masyarakat sempat meragukan keefektivitas vaksin virus corona.
Dikutip dari Kompas.com, (16/12/2020), vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi.
Teknologi ini memungkinkan vaksin dikembangkan lebih cepat.
Dengan menggungkan inactived virus, pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.
Terbaru, hasil penelitian vaksin Sinovac di Brasil baru-baru ini dirilis.
Dilansir dari Kontan.co.id, hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin virus corona Sinovac bisa meningkat hingga 62,3% dengan interval lebih dari 21 hari antara dosis pertama dan kedua, bukan 14 hari.
Temuan itu muncul dalam laporan terbaru yang dirilis pada Minggu (11/4) oleh Butantan Institute milik Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, yang menguji dan memproduksi vaksin virus corona Sinovac bernama CoronaVac.
Para peneliti Butantan Institute menemukan, interval yang lebih lama antara pemberian dosis pertama dan kedua dari vaksin virus corona Sinovac bisa membawa kemanjuran yang lebih tinggi.
"Sejalan dengan pengamatan banyak peneliti medis China yang merekomendasikan interval yang lebih lama untuk memaksimalkan tingkat antibodi atau kekebalan," kata juru bicara Sinovac Liu Peicheng kepada Global Times, Senin (12/4).
Zhuang Shilihe, dokter asal Guangzhou, China, yang melacak vaksin virus corona dengan cermat, mengatakan kepada Global Times, keefektifan vaksin memang bisa semakin optimal dengan memperpanjang interval antardosis.
Hasil penelitian Butantan Institute juga memperlihatkan, vaksin Sinovac memiliki kemanjuran 50,7% dan terbukti efektif melawan varian Brasil yang lebih menular dan dikenal sebagai P1 dan P2.
Vaksin Sinovac juga 83,7% efektif dalam mencegah kasus virus corona yang membutuhkan perawatan di rumahsakit, naik dari data yang dirilis pada Januari lalu sebesar 78%.
Dan, vaksin Sinovac 100% efektif melawan kasus virus corona sedang dan parah, mengacu hasil uji klinis fase III yang melibatkan 12.396 peserta oleh Butantan Institute.
"Tingkat kemanjuran sedikit lebih tinggi dari yang dilaporkan pada awal Januari karena perubahan data klinis dan kriteria berbeda yang digunakan untuk menentukan kasus infeksi," ujar Liu.
"Ini adalah studi fase III paling perinci dari vaksin buatan China hingga saat ini. Secara keseluruhan menunjukkan, CoronaVac memiliki profil keamanan yang baik dan berkhasiat serta melindungi terhadap infeksi," imbuh Zhuang.
(*)