GridHype.ID - Program vaksin nasional kini telah digencarkan oleh pemerintah.
Sementara itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih melaksanakan vaksinasi bagi sasaran prioritas.
Dilansir dari Kompas.com, Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri telah merilis bahwa dosis pertama vaksin sudah diterima pada 1.178.243 orang atau sebanyak 39,3 persen.
Baca Juga: Jangan Sembrono Meski Sudah Divaksin Covid-19, Lakukan 5 Langkah Ini Agar Tubuh Nggak Gampang Drop
Sementara penyuntikan dosis kedua telah diberikan kepada 388.065 orang atau 12,9 persen.
Dwi memerinci, vaksinasi kepada tenaga kesehatan untuk dosis pertama telah diberikan kepada 123.199 orang dan dosis kedua kepada 103.537 orang.
Adapun target vaksinasi tenaga kesehatan di Jakarta sebanyak 112.301 orang.
Sementara itu secara nasional, vaksinasi nasional sudah mencapai angka 10 juta vaksin.
Indonesia berhasil menjadi salah satu dari empat negara di terbanyak dalam memberikan vaksin di luar negara produksi vaksin.
Brazil, Turki, dan Jerman merupakan tiga besar negara yang berhasil memenuhi target vaksin di masing-masing negara.
“Alhamdulillah, hari ini vaksinasi bisa tembus 10 juta. Indonesia punya kecepatan harian vaksinasi mencapai 500.000 suntikan per hari. Kita harapkan pada Maret dan April, ketika ketersediaan vaksin mencapai 15 juta, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” papar Budi.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi saat melaporkan perkembangan terkait vaksinasi nasional kepada Presiden Jokowi, Senin (29/3/2021).
Berkat hal itu, Indonesia berhasil menjadi salah satu dari empat negara di terbanyak dalam memberikan vaksin di luar negara produksi vaksin.
Brazil, Turki, dan Jerman merupakan tiga besar negara yang berhasil memenuhi target vaksin di masing-masing negara.
“Alhamdulillah, hari ini vaksinasi bisa tembus 10 juta. Indonesia punya kecepatan harian vaksinasi mencapai 500.000 suntikan per hari.
Kita harapkan pada Maret dan April, ketika ketersediaan vaksin mencapai 15 juta, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” papar Budi.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi saat melaporkan perkembangan terkait vaksinasi nasional kepada Presiden Jokowi, Senin (29/3/2021).
Vaksinasi yang sudah menyentuh angka 10 juta ini salah satunya pada tenaga pendidik, pemerintah mendorong sekolah dalam waktu dekat untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Dilansir dari Kontan.co.id, Pembelajaran tatap muka didorong untuk mengurangi dampak negatif dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Agama (Menag), sekolah didorong untuk segera melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan.
Pemerintah berupaya merealisasikan pembelajaran tatap muka dengan program vaksinasi pada guru dan tenaga pendidik.
Pada siaran daring melalui kanal YouTube Kemendikbud (30/3), Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan jika vaksinasi untuk guru dan tenaga pendidik ditargetkan selesai pada bulan Juni 2021.
Setelah guru dan pendidik mendapatkan vaksin, pada Juli 2021 semua sekolah wajib melaksanakan belajar tatap muka.
"Guru-guru yang telah divaksin wajib memberikan pelayanan pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan," tegas Mendikbud.
Selain diwajibkan memberikan pembelajaran tatap muka terbatas, sekolah juga tetap harus menyediakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
PJJ tetap dilaksanakan karena sesuai dengan protokol kesehatan, kapasitas kelas hanya sebesar 50 persen.
Artinya pembelajaran akan dilaksanakan dengan sistem rotasi sehingga PJJ tetap dibutuhkan meski pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan.
Meskipun sekolah wajib memberikan pembelajaran tatap muka terbatas, namun orang tua bebas memilih opsi pembelajaran.
"Orang tua boleh memilih apa mereka nyaman mengirim anaknya ke sekolah atau tidak," terang Nadiem Makarim.
(*)