Seluruh kasus tersebut (kecuali dua kasus) melibatkan perempuan dalam kisaran usia 20 hingga 63 tahun.
Laporan akan adanya bentuk pembekuan darah yang tidak biasa di bagian kepala, yang dikenal dengan istilah trombosis sinus vena, membuat sejumlah negara Eropa menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca pada awal bulan ini.
Usai peninjauan yang dilakukan para ahli medis, Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyimpulkan bahwa manfaat vaksin jauh lebih besar ketimbang risikonya.
Namun, EMA pun merekomendasikan bahwa peringatan tentang kemungkinan efek samping yang jarang terjadi pun harus diinformasikan pada para pasien dan dokter.
Sejak itu, sebagian besar negara-negara Uni Eropa kembali menggunakan vaksin AstraZeneca.
Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul "Lagi, Kasus Pembekuan Darah, Jerman Stop Penggunaan Vaksin AstraZeneca"
(*)