Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, semua kontak erat dari dua kasus pertama mutasi virus corona B.1.1.7 yang dibawa WNI saat kembali dari Arab Saudi dinyatakan negatif.
"Untuk dua kasus yang pertama yang datang dari Arab Saudi, kasus Karawang, itu semua kontak eratnya sudah dites dan mereka negatif," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (8/3/2021).
Sementara itu, untuk mutasi N439K sudah terdeteksi di Indonesia sejak November 2020, pemerintah masih belum memastikan apakah sudah ada mutasi virus ini.
Kendati demikian, IDI meminta agar masyarakat tetap mewaspadai adanya mutasi virus corona N439K ini.
Ketua Umum IDI Daeng M Faqih mengatakan, varian virus corona N439K sudah ditemukan di 30 negara dan lebih "pintar" dari virus corona yang ada sebelumnya.
"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujar Daeng dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
DIlansir dari GridHealth.ID, megutip dari News Medical Life Sciences menunjukkan lebih banyak perubahan fleksibilitas pada varian N439K, yang dapat mengakibatkan penataan ulang struktural dalam kompleks SARS-CoV-2 RBD-ACE2, yang mengarah pada ikatan yang lebih kuat.
Selanjutnya, kompleks virus yang bermutasi membentuk lebih banyak ikatan hidrogen daripada kompleks tipe liar.
Energi pengikatan kompleks N439K juga lebih tinggi dibandingkan dengan kompleks tipe liar.