Covas menyampaikan hasil studi ini dalam konferensi pers di kota kecil Serrana.
Di sana Butantan pada Rabu (17/2/2021) memulai vaksinasi massal kepada semua populasi orang dewasa, untuk menguji apakah bisa menurunkan tingkat infeksi Covid-19.
Covas pun menaruh harapan pada vaksin corona Sinovac, dengan keunggulan yang dimilikinya dibandingkan vaksin-vaksin lain yaitu teknologi virus corona non-aktif.
Kemanjuran vaksin Covid-19 dari China ini terhadap varian baru virus corona Brasil akan sangat penting bagi "Negeri Samba".
Pemerintah Brasil telah mengamankan 100 juta dosis dan menjadikan vaksin virus corona tersebut sebagai pusat kampanye penyuntikan.
Kendati demikian, vaksin buatan China tersebut masih belum mampu mengindentifikasi varian virus corona dari Brasil.
Dilansir dari GridHealth.ID, Vaksin Covid-19 Sinovac Biotech mungkin tidak memicu respons antibodi yang cukup terhadap varian virus corona yang diidentifikasi di Brasil, sebuah studi laboratorium sampel kecil menunjukkan.
Munculnya varian virus corona telah menimbulkan kekhawatiran bahwa vaksin dan perawatan yang dikembangkan berdasarkan jenis sebelumnya mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Sampel plasma yang diambil dari delapan orang yang divaksinasi dengan CoronaVac Sinovac gagal secara efisien menetralkan varian garis keturunan P.1, atau 20J / 501Y.V3, kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Senin menjelang tinjauan sejawat.