Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berbagai Penelitian Terbaru Sebut Orang dengan Kondisi Kesehatan Mental Berisiko Tinggi untuk Terpapar COVID-19, Mengapa Mereka Tidak Diprioritaskan?

Dwi Purworahayu - Kamis, 25 Februari 2021 | 05:30
ilustrasi vaksinasi Covid-19
Freepik

ilustrasi vaksinasi Covid-19

Hanya beberapa negara bagian, seperti New Jersey dan Ohio, yang memasukkan orang-orang dengan penyakit mental parah pada fase awal vaksinasi COVID-19.

Dan ini terbatas pada pasien rawat inap di rumah sakit jiwa.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang didiagnosis dengan gangguan attention-deficit/hyperactivity, gangguan bipolar, gangguan depresi mayor, atau skizofrenia jauh lebih mungkin untuk tertular virus corona baru daripada orang tanpa penyakit mental yang parah.

Para peneliti berpikir ini mungkin karena orang dengan penyakit mental parah lebih cenderung bekerja di lingkungan yang tidak aman, tinggal di lingkungan kelompok yang penuh sesak, atau tunawisma.

Baca Juga: Sebut Tengah Berada dalam Permainan Kucing dan Tikus saat Melawan Covid-19, Afrika Selatan Cari Vaksin Paling Efektif untuk Perangi Virus Varian Baru

Penyakit mental yang parah juga meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19.

Salah satu studi di JAMA Network Open menemukan bahwa orang dengan penyakit mental parah satu setengah kali lebih mungkin meninggal akibat COVID-19, bahkan setelah para peneliti mempertimbangkan faktor lain seperti usia dan kondisi medis fisik.

Sebuah studi yang lebih baru di JAMA Psychiatry menemukan bahwa orang di New York dengan skizofrenia hampir tiga kali lebih mungkin meninggal akibat COVID-19 daripada orang tanpa skizofrenia.

Baca Juga: Targetkan Lansia dan Pekerja Publik, Berikut Link Pendaftaran Untuk Ikut Program Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua

Dr. Benjamin Druss, seorang profesor dan Rosalynn Carter Chair di Mental Health di Rollins School of Public Health di Emory University di Georgia, mengatakan studi New York City menunjukkan bahwa penyakit mental yang parah dapat meningkatkan risiko seseorang melebihi faktor-faktor lain tersebut.

“Orang dengan penyakit mental yang parah pasti berisiko tinggi (untuk COVID-19) karena penyakit penyerta," katanya.

"Dan mereka mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi di atas penyakit penyerta tersebut, seperti yang disarankan oleh artikel itu," sambung Benjamin Druss.

Source : healthline.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x