Follow Us

Dipenggal di Lapangan Terbuka oleh ISIS, Potongan Tubuh Arkeolog yang Pertaruhkan Nyawanya Demi Kota Kuno Palmyra Ditemukan

Ruhil Yumna - Sabtu, 13 Februari 2021 | 07:45
Khaled al-Asaad, seorang arkeolog kenamaan Suriah. Dia dibunuh pada 2015 oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena menolak membeberkan artefak kota kuno Palmyra.
(BBC News Indonesia)

Khaled al-Asaad, seorang arkeolog kenamaan Suriah. Dia dibunuh pada 2015 oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena menolak membeberkan artefak kota kuno Palmyra.

Baca Juga: Kisah Menyayat Hati Seorang Budak Seks ISIS yang Memakan Daging Anaknya Sendiri Tanpa Ia Tahu

Ia pensiun sebagai kepala situs barang antik pada tahun 2003.

Kendatipun begitu ia masih terus melakukan penelitian disana hingga kemudian tentara ISIS menyerang.

Mengikuti jejaknya, tiga dari putra dan menantunya juga merupakan seorang arkeolog.

Sama seperti Khaled, mereka melarikan diri ke ibu kota dengan membawa ratusan artefak berharga dari museum di kota modern terdekat untuk diselamatkan.

Kuil Bel berumur hampir 2.000 tahun, kuil kedua di kota kuno Palmyra, Suriah.
Reuters

Kuil Bel berumur hampir 2.000 tahun, kuil kedua di kota kuno Palmyra, Suriah.

Di saat militan mulai menyerang, Asaad kala itu berkeras tak ingin meninggalkan rumah.

"Saya dari Palmyra," katanya, "dan saya akan tetap tinggal di sini bahkan jika mereka membunuh saya."

Asaad kemudian ditahan oleh ISIS dan diinterogasi soal lokasi artefak berharga disembunyikan.

Baca Juga: Cantik tapi Mematikan, Sniper Andal Ini Ditakuti ISIS, Bisa Habisi 100 Tentara hingga Jadi Buruan dengan Imbalan Rp 13 Miliar

Malang, Asaad yang teguh pada pendiriannya dipenggal oleh tentara kejam ISIS di lapangan terbuka di Tadmor pada bulan Agustus.

Aktivis menyebarkan foto yang konon menunjukkan tubuhnya diikat ke tiang, dengan plakat di sampingnya yang menuduhnya sebagai "direktur penyembahan berhala" Palmyra.

Source : Kompas

Editor : Ruhil Yumna

Baca Lainnya

Latest