Follow Us

Dipenggal di Lapangan Terbuka oleh ISIS, Potongan Tubuh Arkeolog yang Pertaruhkan Nyawanya Demi Kota Kuno Palmyra Ditemukan

Ruhil Yumna - Sabtu, 13 Februari 2021 | 07:45
Khaled al-Asaad, seorang arkeolog kenamaan Suriah. Dia dibunuh pada 2015 oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena menolak membeberkan artefak kota kuno Palmyra.
(BBC News Indonesia)

Khaled al-Asaad, seorang arkeolog kenamaan Suriah. Dia dibunuh pada 2015 oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena menolak membeberkan artefak kota kuno Palmyra.

Direktur Jenderal Unesco saat itu, Irina Bokova, mengatakan pada saat itu bahwa ISIS telah membunuh Asaad "karena dia tidak akan mengkhianati komitmennya yang tinggi pada Palmyra".

Beberapa minggu usai pembunuhan, ISIS menghancurkan beberapa berbagai artefak ikonik Palmyra dari abad ke-1 hingga ke-2.

Penghancuran ini dilakukan dengan dalih penghancuran pada penyembahan berhala.

Kuil Baalshamin serta tiang-tiang Kuil Bel diledakkan, begitu pula gapura kemenangan kota dan tujuh menara pemakaman.

Baca Juga: Orangtuanya Tewas Karena Roket Saat Ikut ISIS, Nasib 3 Bocah Asal Indonesia ini Kini Berada di Balik Jeruji Besi Suriah, Tak Tahu Harus Kemana

Setelah merebut kembali situs tersebut pada akhir 2016, militan menghancurkan tetrapylon (bangunan dengan empat pilar) dan bagian dari Teater Romawi.

Pasukan pemerintah akhirnya bisa kembali merebut daerah itu sejak Maret 2017.

Sayangnya pekerjaan rekonstruksi di daerah tersebut terhambat sebab masih panasnya perang saudara.

Kelompok ISIS berhasil dikalahkan pada 2019, namun PBB menduga masih ada 10.000 militan ISIS yang aktif dan siap menyerang Suriah dan Irak.

(*)

Source : Kompas

Editor : Ruhil Yumna

Baca Lainnya

Latest