Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Senjata Makan Tuan, Kalah pada Pilpres Amerika Serikat, Para Orang Dalam Trump Pilih Mundur

Ruhil Yumna - Sabtu, 09 Januari 2021 | 07:45
Donald Trump
Instagram @realdonaldtrump

Donald Trump

GridHype.ID - Hanya tinggal dua minggu lagi Donald Trump resmi lengser dari jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Di detik-detik menjelang akhir masa jabatannya, gejolak mewarnai dunia politik Amerika Serikat.

Dari gugatan atas hasil pilpres Amerika Serikat hingga yang terbaru adalah penyerbuan Gedung Capitol.

Baca Juga: Geser Posisi Jeff Bezof Jadi Orang Terkaya di Dunia, Nilai Saham Tesla Milik Elon Musk Meroket Tajam

Aksi para pendukung Trump itu awalnya tak terlalu digubris oleh para petinggi AS.

Namun lama-kelaamn aksi tersebut membuat kesabaran mereka habis.

Senator senior asal South Carolina, Lindsey Graham menyampaikan keluhannya di Kongres pada Kamis (7/1/2021).

"Cukup, sudah cukup," ujarnya kala itu.

Tampak disekelilingnya berserakan puing-puing sisa penyerbuan Capitol Hill.

Trump ditinggal para pendukungnya

Kian hari dukungan pada Trump terus surut.

Bahkan Partai Republik perlahan-lahan mundur dari jajaran pendukungnya.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bakal Digelar Massal pada 13 Januari 2021, Begini yang Harus Dilakukan Penerima Vaksin Jika Terjadi Reaksi

Di lain pihak Partai Demokrat mengambil langkah lebih ekstrim.

Mereka mendorong pejabat pemerintah mengaktifkan Amendemen ke-25 yang menyatakan presiden tak lagi mampu menjalankan tugasnya.

"Presiden seharusnya tidak menjabat lagi, satu hari pun," kata Senator Chuck Schumer kemarin, yang akan memimpin Senat ketika mayoritas baru dari Demokrat mulai menjabat.

Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC, 6 Januari 2021. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden.
AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Samuel Corum

Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC, 6 Januari 2021. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden.

Ia bahkan meminta Wakil Presiden Mike Pence mengaktifkan Amendemen ke-25 dan segera mendepak Trump.

Schumer juga memberikan alternatif pada kongres yakni dengan berkumpul lagi untuk memakzulkan presiden.

Tak hanya itu, orang-orang dalam yang semula mendukung Trump pun ikut mundur satu per satu.

Baca Juga: Jadi Harapan Banyak Orang, Begini Cara Kerja Vaksin Sinovac Melawan Covid-19

Mick Muvalney, kepala staf Trump, bahkan memilih keluar pindah sebagai utusan untuk Irlandia Utara.

Muvalney membocorkan jika orang dekat Trump akan mundur satu per satu dan pindah sebelum pelantikan Biden pada 20 Januari.

"Bagi mereka yang memutuskan bertahan, dan saya sudah berbicara dengan sebagian dari mereka, memilih bertahan karena khawatir presiden bisa memasukkan orang yang lebih buruk," katanya dikutip dari AFP.

Pada Rabu (6/1/2021), Wakil Penasihat Keamanan Nasional Matt Pottinger sudah mengundurkan diri, diikuti Stephanie Grisham, juru bicara ibu negara Melania Trump. Jika biasanya ia akan koar-koar soal kemarahannya di media sosial, maka tidak untuk kali ini.

Pasalnya Trump diblokir oleh Facebook, Twitter, dan Instagram.

Pemblokiran ini adalah kali pertama seorang presiden mengalaminya.

Bagaimana ke depannya?

Hingga 20 Januari Trump masih punya kendali penuh atas AS, mulai dari kode rudal nuklir hingga tombol merah di meja Oval Office untuk memanggil kepala pelayan membawakan Diet Coke kesukaannya.

Baca Juga: 6 Manfaat Kafein Pada Kopi untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit, Berani Coba?

AFP memprediksi jika dua minggu ke depan masih akan ada berbagai kekacauan yang mungkin saja terjadi.

Sejak dinyatakan kalah Trump sudah koar-koae tak akan angkat kaki dari Gedung Putih.

Jika ia benar harus lengser ia berjanji akan kembali lagi di pilpres Amerika Serikat 2024.

Ancamannya itu ternyata menimbulkan kekhawatiran sendiri, pasalnya dia bakal jadi yang terdepan.

Terlepas dari aksi rusuh di Capitol Hill, ada fakta memalukan lainnya bahwa Trump gagal mencegah dua calon Senat Republik kalah di Georgia,

sehingga harus merelakan kendali Kongres jatuh ke tangan Demokrat.

Baca Juga: Demi Tekan Angka Lonjakan Kasus Covid-19, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto Umumkan PSBB Jawa dan Bali Mulai Tanggal 11 Januari

Namun, kekalahan demi kekalahan yang dirasakan Trump bukanlah akhirnya segalanya.

Seperti biasa Trump dan para pendukungnya tetap yakin bahwa mereka tetap akan punya tempat di Gedung Putih.

"Ini bukan lagi Partai Republik mereka. Ini adalah Partai Republik Donald Trump," kata putranya, Donald Trump Jr, kepada massa pro-Trump yang berunjuk rasa.

(*)

Source : kompas AFP

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x