Operasi itu dilakukan untuk mengakhiri sakit punggungnya, tetapi kondisinya malah memburuk.
Dalam setahun, dia mulai kesulitan berdiri untuk waktu yang lama dan dia tidak mampu merawat anak-anaknya karena rasa sakit.
Sevgi mengatakan, "Saya tidak bisa merawat anak-anak saya karena rasa sakit. Saya pindah ke rumah ibu saya dan dia mulai merawat saya.
Baca Juga: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria Positif Covid-19, Tertular dari Staf Priadinya
"Saya pergi ke rumah sakit yang sama mereka melakukan rontgen, tetapi mereka mengatakan kepada saya bahwa rasa sakit itu disebabkan oleh jahitan."
Namun, semuanya berubah aneh setelah Sevgi menonton laporan TV tentang pasien yang secara tidak sengaja memiliki barang-barang bedah yang tertinggal di dalam tubuhnya setelah operasi.
Setelah melihat tayangan tersebut, Sevgi mulai mempertanyakan beberapa kejadian aneh yang menimpanya sejak operasi.
Sevgi menambahkan, "Ketika saya melewati detektor logam meskipun saya tidak memiliki benda logam yang kubawa, detektor logam itu berbunyi bip.
"Suatu hari saya pulang ke rumah, mengambil magnet dan menaruhnya di punggung saya. Saya menyadari magnet itu menempel di sana.
"Saya bingung. Kemudian saya kembali ke rumah sakit tempat saya menjalani operasi. Saya memberi tahu dokter saya bahwa ada benda logam di punggung saya dan dia mengakui itu benar."