Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kepala BMKG Peringatkan Masyarakat Terkait Fenomena La Nina dan Prediksi Curah Hujan Tahun Ini Lebih Tinggi Dbandingkan Sebelumnya

Nabila Nurul Chasanati, None - Minggu, 15 November 2020 | 08:30
Ilustrasi cuaca buruk
Pixabay.com/jeanluctelesfort

Ilustrasi cuaca buruk

GridHype.ID - Indonesia kini sudah memasuki musim penghujan.

BadanMeteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat akan fenomena la nina.

Fenomena La Nina membuat musim hujan tahun ini perlu diwaspadai, karena diperkirakan lebih lebat dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Jalani Pemeriksaan Selama 7 Jam, Aktor Bollywood Arjun Rampal Terlibat Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Kewaspadaan perlu ditingkatkan untuk pencegahan bencana.

Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A. Fachri Radjab memprediksi curah hujan tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Fachri mengatakan curah hujan yang lebih tinggi pada tahun ini disebabkan oleh fenomena La Nina.

Baca Juga: Bukan Rekayasa, Roy Suryo Beberkan Keaslian Video Syur Mirip Gisel: di Detik ke 8 dan 14 Terdapat Flare Lampu

La Nina sendiri adalah fenomena yang ditandai dengan suhu lebih dingin di kawasan Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, sedangkan di bagian barat lebih panas.

Hal ini memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

"Musim hujan tahun ini, kita perkirakan jumlah curah hujannya akan lebih banyak dari normalnya karena ada fenomena La Nina," ujar Fachri, dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk 'Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita - Mitigasi Bencana Sekarang Juga', Sabtu (14/11/2020).

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Jarang Berpikir Positif dan Cenderung Pesimis, Taurus Muak dengan Kebahagiaan Palsu yang Dilakukan Orang Sekitar

Sejak pertengahan bulan September, Fachri mengatakan pihaknya sudah mendeteksi adanya dampak dari fenomena La Nina.

Dia menjelaskan dampak tersebut dapat diketahui berdasarkan pengukuran suhu muka air laut yang menunjukkan indeksnya lebih rendah dari batas ambang La Nina.

"Pada September kemarin, indeks suhunya -0,8. Artinya, sudah lebih rendah dari batasnya. Batas kalau dibilang La Nina itu kalau 0,5. Dan terakhir pengukuran di akhir Oktober kemarin sudah -1,1. Jadi, sudah La Nina dengan intensitas menengah dan berat," kata Fachri.

Baca Juga: Kemiripan Wajah Lebih dari 70 Persen, Roy Suryo Ungkap Analisis Video Syur Mirip Gisella Anastasia: Tetap Kedepankan Azas Praduga Tak Bersalah

BMKG pun, kata dia, mengimbau masyarakat dan pemerintah untuk lebih waspada terkait curah hujan yang cenderung tinggi pada tahun ini.

Fachri menyebut wilayah yang memiliki curah hujan tinggi mencakup Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Meski Sumatera tidak terdampak La Nina, Fachri menegaskan Sumatera juga sudah memasuki musim penghujan.

Baca Juga: Bernyali Baja Usai Terima Ancaman Rumahnya Bakal Dikepung Pendukung Habib Rizieq, Nikita Mirzani : Gue Open House Jangan Lupa Bawa KTP

"Bukan berarti Sumatera cuaca akan baik-baik saja. Walaupun tidak ada La Nina, Sumatera sudah musim hujan juga," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul BMKG Sebut Fenomena La Nina di Indonesia Sebabkan Curah Hujan Tahun Ini Lebih Tinggi

(*)

Source : Tribun Style

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x