Follow Us

Peringatan Bagi Para Ibu Jangan Berikan Madu Pada Bayi, Jika Tak Ingin Hal Mengerikan ini Terjadi

None - Sabtu, 31 Oktober 2020 | 15:30
Tinggalkan Luka Bolong di Leher Sang Anak, Ibu ini Beri Peringatan Untuk Tidak Memberikan Madu Pada Bayi
scary mommy

Tinggalkan Luka Bolong di Leher Sang Anak, Ibu ini Beri Peringatan Untuk Tidak Memberikan Madu Pada Bayi

Gridhype.id– Menjadi seorang ibu memiliki tanggung jawab yang besar untuk merawat dan membesarkan anaknya.

Seperti yang kita tahu, jika anak yang baru lahir masih belum bisa untuk mengonsumsi makanan seperti orang dewasa.

Air Susu Ibu (ASI) menjadi satu satunya asupan yang diterima oleh anak ketika baru lahir.

Baca Juga: Bikin Geger Seisi Rumah Dukam Jenazah Wanita Hamil yang Didiamkan Selama 10 Hari ini 'Melahirkan' Bayinya

Barulah setelah enam bulan pertama dalam hidup seorang bayi ia bisa mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI atau yang biasa disebut MPASI.

Momen memberikan makanan padat kepada bayi yang baru memulai mpasi memang menjadi saat-saat bahagia bagi para ibu.

Namun, mungkin pada saat itu pula adalah saat yang membingungkan bagi para orangtua dalam memilih hal apa saja yang boleh berikan atau tidak.

Seperti halnya pemberian madu. Botulisme bayi akibat pemberian madu adalah ancaman kesehatan langka tetapi nyata bagi bayi di bawah usia satu tahun.

Botulisme pada bayi sendiri merupakan sebuah penyakit yang terjadi ketika bayi menelan bakteri, yang kemudian memproduksi racun di dalam tubuhnya.

Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu, 3 Lauk ini Justru Bisa Berbahaya Jika Dikonsumsi dengan Nasi Putih

Seorang ibu membagikan kisahnya sendiri tentang botulisme bayi dari madu. Kejadian ini terjadi pada ibu itu sendiri.

Kelli Tager memiliki bekas luka di lehernya. Setiap kali ia harus menjawab pertanyaan orang-orang tentang lubang di lehernya.

Kelli mendapat botulisme bayi dari madu ketika dia baru berusia enam bulan.

Dalam sebuah artikel di Scary Mommy, dia menceritakan apa yang terjadi padanya.

“Usia enam bulan adalah ketika orang tua akhirnya bisa memperkenalkan rasa makanan 'nyata' kepada bayi mereka dan ibu saya (sebagai ibu hippie tahun 1970-an) dengan bahagia mulai memperkenalkan saya pada dunia selera dari oatmeal, yogurt, mustard, untuk bayinya tersayang.”

Baca Juga: Mau Kulit Wajah Glowing Alami, Harus Bisa Pantang Makan 5 Jenis Makanan Berikut ini

Sayangnya, ibu Kelli memperhatikan putrinya itu "tampak sedikit lesu." Dokter menepisnya ketika dokter mengatakan itu flu.

Namun, ketika ibu Kelli sedang berusaha untuk merawatnya, dia melihat susu mengalir keluar dari mulutnya dan menyadari bahwa Kelli tidak bisa menelan.

Kelli lalu menceritakan, “Saya dilarikan ke rumah sakit dan langsung diberikan selang makanan ke hidung dan trakeotomi.”

“Saya menjadi lumpuh dari kepala saya (termasuk mata saya) sampai ke kaki saya. Kata ibuku saya mirip boneka kain.”

Baca Juga: Janji Tinggal Janji, Suakrelawan Covid-19 di Papua Menjerit Belum Dapat Bayaran Sejak Maret Lalu Hingga Sekarang

"Saya tidak bisa bergerak. Saya tidak bisa menelan. Saya tidak bisa bernafas."

Ketika Kelli hampir mati, para dokter berjuang untuk menemukan penyebabnya.

Dia melanjutkan dalam artikelnya, “separuh dokter mengira saya menderita tumor otak. Jelas, orangtua saya tidak terlalu senang dengan diagnosis ini, tetapi untungnya, setengah dari dokter berpikir itu mungkin sesuatu yang lain, mereka hanya tidak tahu apa."

Kelli terus berjuang melawan kondisinya, tinggal di rumah sakit selama dua setengah bulan. Dia membaik perlahan tapi pasti.

Namun, bahkan setelah dia dipulangkan, dia menjelaskan bahwa dia lupa cara menelan, jadi, "orang tua saya harus memberi memakan saya."

Baca Juga: Kisah Temuan 11 Jasad Bayi dalam Tas dan Kardus yang Disimpan di Langit-Langit Rumah Duka

Dia juga harus menjalani terapi okupasi karena "mereka tidak percaya saya akan pernah berjalan."

Keterampilan motorik halus Kelli juga sangat menderita. Namun, melawan segala rintangan dia terus berjuang. Dan dia pun menang.

Dua tahun kemudian para dokter baru menemukan penyebabnya yaitu botulisme pada bayi dari madu.

Orang tua sekarang lebih sadar tentang bahaya memberi madu kepada bayi di bawah usia satu tahun.

Juga, beberapa produsen madu memasang label peringatan pada produk mereka.

Baca Juga: Dikiran Makanan Bayi, Nenek ini Beri Makan Cucunya yang Berusia 18 Bulan dengan Hand Sanitizer

Selanjutnya, madu dipasteurisasi, biasanya membunuh spora yang dapat menyebabkan botulisme pada bayi.

Namun, Kelli merasa masih belum cukup kesadaran tentang bagaimana botulisme bayi yang mematikan dapat terjadi.

“Saya mendengar cerita orang-orang yang memakai dot karena tidak ada yang memberi tahu mereka di rumah sakit. Buku masak bayi saya hanya mencantumkan madu sebagai bagian dari "bagian satu tahun ke atas" bersama dengan ikan dan buah jeruk. Memberi bayi rasa jeruk tidak berisiko sama dengan memberi mereka rasa madu. Jeruk dapat menyebabkan ruam yang buruk, bukan botulisme.”

Ia meminta kepada kita untuk menyebarkan berita kepada teman-teman, keluarga, atau kelompok orangtua bahwa memberi madu kepada anak di bawah satu tahun bisa berakibat fatal.

Cukup berikan mereka ASI, atau bila tidak memungkinkan, susu formula, kemudian makanan pendamping ASI (MPASI) setelah berusia enam bulan.

Baca Juga: Kisah Bocah Terlantar Tidur di Jalanan dalam Kondisi Demam, Sang Ayah Dipanjara Karena Narkoba, Sedangkan Ibunya Mengubur Bayi Hidup-hidup

Apa itu botulisme pada bayi?

Botulisme bayi adalah penyakit yang dapat terjadi ketika bayi menelan bakteri yang menghasilkan racun di dalam tubuh.

Ini disebabkan oleh paparan spora Clostridium botulinum (C. botulinum). Bakteri dari spora dapat tumbuh dan berkembang biak di usus bayi, menghasilkan racun yang berbahaya.

Kondisi ini dapat terjadi pada bayi hingga usia 12 bulan, karena bayi muda memiliki sistem pencernaan yang belum matang.

Tanda dan gejala botulisme pada bayi

Seperti dilansir dari kidshealth, gejala botulisme mulai antara tiga hingga 30 hari setelah bayi menelan spora.

Meskipun botulisme bayi dapat diobati, penting untuk mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin.

Bawa bayi Kamu ke dokter segera jika Kamu menemukan tanda-tanda peringatan ini.

Sembelit seringkali merupakan tanda pertama botulisme yang orang tua perhatikan.

Biasanya disertai dengan gerakan floppy, kelemahan, dan kesulitan dalam mengisap atau memberi makan.

Baca Juga: Bawa Keluar Benda Tak Terduga dari Dalam Rahim Sang Ibu, Foto Bayi ini Langsung Viral di Media Sosial

Gejala botulisme lainnya pada bayi meliputi:

  • Ekspresi wajah datar
  • Pemberian makan yang buruk (mengisap lemah)
  • Lemah menangis
  • Gerakan menurun
  • Kesulitan menelan dengan air liur yang berlebihan
  • Kelemahan otot
  • Masalah pernapasan
Bagaimana mencegah botulisme pada bayi?

Salah satu cara penting untuk mengurangi risiko botulisme pada bayi, menurut Mayo Clinic, adalah dengan tidak memberi bayi madu atau makanan olahan yang mengandung madu sebelum ulang tahun pertama mereka.

Madu adalah sumber bakteri Clostridium botulinum yang terbukti. Bakteri ini tidak berbahaya bagi anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa karena sistem pencernaan mereka lebih matang.

Cara terbaik adalah memasak makanan kaleng di rumah untuk mengurangi risiko kontaminasi dengan spora C. botulinum. Rebus makanan kaleng rumah selama 10 menit sebelum disajikan.

Juga, spora Clostridium botulinum ada di mana-mana di lingkungan. Mereka berada di debu dan kotoran, dan bahkan di udara.

Hindari bayi terpapar tanah atau debu yang berpotensi terkontaminasi. Paparan tanah yang terkontaminasi paling sering terjadi di dekat lokasi konstruksi dan pertanian atau daerah lain di mana tanah terganggu. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online 'Saya adalah Alasan Anda untuk Tidak Memberi Madu pada Bayi'

Source : Intisari Online

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular