Tidak semua warga setuju dengan pendapat para pegiat muda tersebut.
Mereka yang mendukung sistem kerajaan sudah menyampaikan kekecewaan tentang apa yang disampaikan pengunjuk rasa muda dan melakukan serangan balik dengan membuat demo tandingan.
Dalam salah satu demo terbesar pada Agustus sekitar 1.200 anggota kelompok bernama Thai Loyal membawa bendera nasional dan potret raja menunjukkan dukungan sepenuhnya terhadap monarki.
Seorang politisi ternama Warong Dechgitvigrom membentuk grup itu karena dia merasa kerajaan sedang diserang.
"Poin dari grup kami adalah untuk melindungi kerajaan dengan pengetahuan dan fakta," kata Dechgitvigrom kepada Reuters.
"Institusi kerajaan tidak memainkan peran dalam menjalankan negeri.
Institusi ini memberikan dukungan moral yang merekatkan semua warga."
Thai Loyal juga menyampaikan tiga tuntutan: tidak adanya pembubaran parlemen, tindakan hukum maksimal terhadap siapa saja yang berusaha menjatuhkan kerajaan, dan perubahan konstitusi hanya bisa dilakukan lewat jalur yang sah.
"Saya ingin generasi baru menghormati negeri, agama dan monarki sama seperti yang kami lakukan, karena tanpa salah satu dari tiga unsur tersebut, negeri ini tidak akan bisa bertahan," kata Somporn Sooklert salah seorang pengunjuk rasa dari kelompok Thai Loyal.
Semua orang menunggu langkah Raja berikutnya
Sementara para pengunjuk rasa bersiap-siap ditahan menurut hukum di negeri itu, PM Thailand Prayuth Chan-O-Cha mengatakan Raja tidak memerintahkan agar ada penahanan.