"Benar bahwa angka ketersediaan ICU habis, itu tidak boleh dibiarkan. Sudah banyak cerita dokter di Puskesmas kalau dia mau ngirim pasien ke rumah sakit rujukan itu bisa menelepon berkali-kali ke berbagai rumah sakit"
"Sampai akhirnya baru bisa mengirim pasien ke rumah sakit rujukan itu dalam 12 jam atau 1 hari sekarang saking sulitnya"
"Ada 67 rs rujukan di Jakarta dan beberapa sudah melaporkan 100% ICU-nya penuh per 14 September 2020," beber ahli paru ini.
Baca Juga: Hasil Uji Coba Barcelona Vs Girona, Messi Cetak Dua Gol Cantik dalam Laga Persahabatan
dr Fariz melanjutkan, kondisi di DKI Jakarta saat ini, antara jumah pasien dengan ketersediaan infrastruktur untuk penanganan Covid-19 saling berkejaran.
Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama dengan eksperimen seperti PSBB ketat atau transisi, pihaknya khawatir kondisi Covid-19 akan semakin berat ditangani.
"Soal penyelamatan nyawa bukan soal bed ICU tapi juga infratruktunya, skilnya, kompetensinya, perawat dan dokter terlatih"
"Maka kita berkejaran dengan waktu dan tidak boleh dibiarkan. Jika skema ini gagal (PSBB ketat,-Red), kami memprediksi berat untuk bereksperimen berlama -lama," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria mengatakan salah satu penyebab diberlakukannya PSBB ketat mulai Senin kemarin adalah peningkatan penyebaran kasus Corona secara signifikan.
Nantinya akan berdampak pada fasilitas kesehatan yang penuh hingga lahan pemakaman yang berkurang.