Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Prajurit Kopassus yang Harus Tidur Bersama Tumpukan Jenazah Temannya Selama 5 Hari, Bertahan Hidup di Tengah Hutan Tanpa Makanan demi Kelabuhi Musuh

None - Kamis, 10 September 2020 | 07:00
Prajurit Kopassus
(Tribun Jambi)

Prajurit Kopassus

Sementara pasukan yang diterjunkan di Fak-Fak, sekitar satu bulan bertahan di sekitar kampung Urere, kemudian mendapat perintah meninggalkan kampung.

Dalam kondisi sudah lemah karena kekurangan makanan, pasukan berhenti sejenak di kebun pala untuk istirahat.

Kemudian, secara tiba-tiba diserang pasukan Belanda dari arah seberang sungai.

Dalam kontak senjata, lima anggota gugur yaitu KU I Adim Sunahyu, PU I Suwito, PU I Lestari, dua orang dari RPKAD yakni Sukani dan seorang lagi tak diketahui namanya.

Komandan Peleton Letda Agus Hernoto tertembak di kedua kakinya dan ditawan Belanda.

Sedangkan PU II Pardjo, kaki kanannya tertembak namun dengan sisa tenaganya berusah menyelinap.

Baca Juga: Diselingkuhi Sang Suami Hingga Nikah Diam-Diam, Artis Cantik yang Disebut Mirip Citra Kirana ini Memilih Ikhlas di Poligami, Curhatan Pilunya Curi Perhatian

Setelah Belanda pergi, Pardjo berusaha merangkak (karena tak sanggup berdiri) menuju tempat temannya yang gugur.

Dia hanya sanggup berdoa dan tetap bertahan hidup di situ sekitar lima hari, di antara mayat teman-temannya yang mulai membusuk.

Sebuah kebetulan beberapa orang Papua lewat.

Mungkin kasihan melihat Pardjo yang terluka, ia digotong dan dibawa ke kampung terdekat.

Setelah beberapa hari dirawat, digotong lagi bersama-sama menyusuri pantai menuju rumah sakit angkatan laut Belandadi Fak-Fak.

Source :Intisari Online

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x