Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sempat Terima Hujatan Lantaran Lepaskan Timor Leste dari NKRI, Terkuak 2 Alasan Cerdas Keputusan Presiden BJ Habibie

Nabila Nurul Chasanati, None - Kamis, 03 September 2020 | 07:00
BJ Habibie
Tangkap Layar YouTube/Ingin Tahu!

BJ Habibie

GridHype.ID - Timor Leste pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia sebelumnya.

Namun,Timor Leste memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia sudah 21 silam.

Pada waktu Timor Leste memutuskan keluar, Indonesia dipimpin olehPresiden BJ Habibie yang memimpin usai lengsernya Presiden Soeharto.

Salah satu pertanyaan yang kerap muncul terkait lepasnya Timor Timor yang kini bernama Timor Leste dari Indonesia itu adalah, mengapa BJ Habibie melakukannya?

Baca Juga: Bukan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan Dikabarkan akan Menikah Tahun Depan dengan Wanita Ini, Sosoknya Bukan Kaleng-kaleng!

Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.

Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.

Memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.

Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 orang baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.

Baca Juga: Nagita Slavina Sebut Suaminya Tak Pernah Ibadah, Raffi Ahmad Ngaku Salat Meski Belum Lima Waktu

Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.

Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.

Tidak seperti Indonesia yang dijajah Belanda, negara yang menjajah TimTim adalah Portugal.

Pada 1974, Revolusi Bunga terjadi di Portugal yang menyebabkan distabilitas politik di dalam negeri.

Baca Juga: Tak Hanya Tingkatkan Konsentrasi, Rutin Minum Kopi Ternyata Mampu Turunkan Risiko Penyakit Mematikan Ini

Portugal semakin kewalahan menghadapi pemberontakan di negara-negara jajahan di Afrika.

Masyarakat TimTim memanfaatkan momen tersebut, untuk memproklamirkan berdirinya suatu bangsa yang merdeka melalui pembentukan partai politik.

Oleh karena itulah wilayah Timor Timur atau pulau Timor bagian timur belum menjadi bagian dari Indonesia sejak awal.

Berbeda dengan pulau Timor bagian barat yang dikuasai Belanda atau yang nantinya menjadi provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Bela Mati-matian, Umi Kalsum Ngamuk Semprot Netizen yang Salahkan Ayu Ting Ting : Makanya Jaga Suami Anda

Namun, proses kemerdekaan tidak semudah yang dibayangkan.

Ketegangan politik hingga fisik terjadi antara partai pro-kemerdekaan, dengan partai yang menginginkan TimTim menjadi bagian dari Indonesia.

Di tengah pertumpahan darah, masyarakat TimTim pada 30 November 1975 menggelar Deklarasi Balibo yang menegaskan poisisi TimTim sebagai provinsi ke-27 Indonesia.

Pada tahun-tahun berikutnya muncul konflik antara pendukung kemerdekaan Timor Leste dan pemerintah Indonesia serta pendukung integrasi Timtim.

Baca Juga: 20 Tahun Ngotot Lepas dari Indonesia, Timor Leste Masih Dijajah hingga Jadi Korban Kelicikan Australia

Sampai pada tahun 1991, terjadi apa yang disebut pembantaian Santa Cruz.

Ketika itu, tentara Indonesia melepaskan tembakan ke 4.000 pelayat pro-kemerdekaan di sebuah pemakaman yang sedang mengubur seorang siswa muda yang dibunuh oleh tentara.

Seorang jurnalis foto Inggris memfilmkan peristiwa yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

Rekaman tersebut disiarkan di televisi di negara-negara Barat dan untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat mengutuk kekerasan di Indonesia.

Baca Juga: Mejeng di Depan Gedung DPR RI, Krisdayanti Tampil Anggun dalam Balutan Kain Tais Khas Timor Leste, Intip Pesonanya

Bekas provinsi ke-27 itu membuat Indonesia menjadi bulan-bulanan dunia internasional.

Banyak pihak yang menggunakan isu Timtim sebagai salah satu sarana memukul dan mempermalukan bangsa Indonesia di percaturan internasional.

Tujuh bulan setelah BJ Habibie memegang tampuk kekuasaan atau tepatnya 19 Desember 1998, Perdana Menteri Australia, John Howard mengirim surat kepada Presiden Habibie. Ia mengusulkan untuk meninjau ulang pelaksaan referendum bagi rakyat Timtim.

Hari referendum pun tiba, pada 30 Agustus 1999 dilaksanakan referendum dengan situasi yang relatif aman dan diikuti hampir seluruh warga Timtim.

Baca Juga: Berjuang Memerdekakan Negaranya dari Indonesia, Sosok Ini Pernah Bikin Timor Leste Kacau Sampai Nyaris Tembak Presidennya Sendiri

Namun, satu hari setelah referendum dilaksanakan suasana menjadi tidak menentu, terjadi kerusuhan berbagai tempat.

Sekjen PBB akhirnya menyampaikan hasil refrendum kepada Dewan Keamanan PBB pada 3 September 1999.

Hasilnya 344.580 suara (78,5 %) menolak otonomi, 94.388 (21 %) suara mendukung otonomi, dan 7.985 suara dinyatakan tidak valid.

Hasil referendum tersebut kemudian diumumkan secara resmi di Dili pada 4 September 1999, akhirnya masyarakat Timtim memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Baca Juga: Terus Alami Kenaikan Kasus Pasien Positif Covid-19, Pemprov DKI Jakarta Diminta Segera Tambah Kapasitas Tempat Tidur

Habibie mengutarakan alasan dan fakta yang sangat cerdas.

1. Alasan Pertama

"Timtim dengan populasi sekitar 700.000 rakyat telah menarik minat dunia. Tapi saya punya 210 juta rakyat. Jika saya biarkan tentara asing mengurus Timtim, secara implisit saya berarti mengakui bahwa TNI tak bisa menjalankan tugasnya dan ini bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara. Dan saya tak mau ambil risiko ini."

"Masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutan dapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaian masalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi."

Baca Juga: Jadi Jajanan Favorit dengan Harga Murah, Ketahui Bahaya yang Mencam Nyawa Jika Sering Mengkonsumsi Tahu Bulat

2. Alasan Kedua

Saya menganggap Australia sejak lama telah menjadi 'sahabat' Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945.

"Saya yakin bila saya biarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, saya tidak hanya akan menghina dan mempermalukan TNI, tapi juga bila Australia masuk, apa pun keputusannya nanti, yang kalah akan menyalahkan Australia."

Atas alasan cerdas inilah Habibie pun mendapat respons yang baik dari belahan dunia, karena tidak mengandalkan kekerasan dan menumpahkan darah.

Baca Juga: Tembus 1114 Kasus Positif Covid-19 per Hari di DKI Jakarta, Anies Baswedan Sambut Hal ini sebagai Kabar Baik

Bahkan jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia mendapatkan hal yang baik dari Timor-Timur.

Kini Timor Leste butuh pembangunan di infrastruktur, alhasil tender pembangunan di sana dimenangkan BUMN Indonesia dengan hal ini Indonesia diuntungkan, karena sebagai negara merdeka mereka tidak memakan dana dari Indonesia bahkan mereka mengeluarkan dana untuk keuntungan di pihak BUMN.

Dan apapun yang dikirim ke Timor Leste sekarang menjadi ekspor dan mendapatkan keuntungan devisa bagi negara.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Dihujat Seantero Negeri karena Lepaskan Timor Timur dari NKRI, BJ Habibie Punya 2 Alasan Cerdas Demi Selamatkan Bangsa Indonesia!

(*)

Source :Sosok.id

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x