"Partama-tama di sini itu sering melihat ada penampakan hantu. Tapi lama-lama sudah terbiasa," kata Agus ditemui Kompas.com di bangunan bekas gudang es, Selasa (16/6/2020).
Agus mengku terpaksa menempati bangunan bekas gudang es karena merasa kasihan dengan ketiga anaknya.
Awalnya, Agus dan keluarga tinggal di sebuah rumah indekos di kawasan Karangasem, Laweyan.
Karena indekos tersebut sama pemiliknya mau dijual, Agus yang saat itu masih menganggur karena belum dapat pekerjaan harus mencari tempat tinggal baru.
Karena keterbatasan ekonomi, Agus akhirnya menempati bangunan bekas gudang es tak layak huni tersebut sebagai tempat tinggal sampai sekarang.
"Cari kerjaan belum dapat. Dari pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini.
Saya kasihan sama anak-anak. Saya punya anak tiga. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1,5 tahun," terang pria kelahiran tahun 1985 itu.
Bangunan bekas gudang es tersebut menjadi pilihan terakhir karena ia tidak punya biaya untuk tinggal indekos atau mengontrak rumah.
Sebelum menikah tahun 2010, Agus mengaku berprofesi sebagai pengamen dan tinggal di bangunan bekas gudang es tersebut.