Widjo mengingatkan, di Indonesia ada banyak danau yang terbentuk dari proses vulkanik dan tektonik seperti Gunung Ijen.
Di antaranya ada Dana Tandano, Segara Anakan, Kalimutu, Danau Toba, Danau Tolire, Danau Poso, Danau Singkarak, Danau Towuti, Danau Matano, dan sebagainya.
"Sebagian yang disebutkan itu (di atas) masih berproses secara alami dan berpotensi terjadinya tsunami danau," ungkap Widjo.
Oleh karena itu untuk menghindari bencana tsunami seperti di Danau Kawah Gunung Ijen tidak terulang, kata Widjo, Pemerintah Daerah atau Badan Bencana Daerah (BPBD) perlu mengidentifikasi dan mengkaji potensi bahaya dan melakukan langkah mitigasi ke depan.
Kajian-kajian berupa sejarah proses geologi terbentuknya danau, aktivitas saat ini, sensor muka air laut dan sistem peringatan dini, dan kajian model (komputer-laboratorium) diperlukan untuk mengetahui tingkat ancaman dan susun tata ruang atau batas daerah bahaya.
"Setiap pemanfaatan Danau (wisata dan pembangunan lainnya), mesti memenuhi tata ruang berbasis kajian risiko bencana di atas," tegas Widjo. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Pastikan Gelombang Setinggi 3 Meter di Gunung Ijen adalah Tsunami"