GridHype.ID - Memasuki pertengahan Bulan Mei, Indonesia masih terus berperang untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Pasalnya, per tanggal 9 Mei 2020 pasien masih bertambah bahkan mencapai lebih dari 500 kasus.
Melansir laman Covid-19.go.id, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 13.645.
Dengan rincian 10.079 dirawat, 959 meninggal, dan 2.607 pasien dinyatakan sembuh.
Semakin bertambahnya kasus ini tentu membuat masyarakat masih harus bertahan di rumah.
Kebijakan pun semakin diperketat seperti halnya pemberlakuan PSBB di banyak daerah.
Tapi tidak dengan Provinsi Bali.
Ya, melansir Kompas.com, Bali masih belum melakukan kebijakan PSBB.
Kendati demikian sampai saat ini, kasus yang ada di sana cenderung menurun dan stabil.
Bahkan kasus kematian di sana jauh di bawah presentasi kasus di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Gubernur Bali, Wayan Koster mengungkapkan ada cara yang lebih efektif dari pada PSBB.
Cara itu dinilai ampuh karena bisa menekan persebaran pasien di Pulau Dewata,
Mulai dari kasus positif Bali yang hanya bertambah sekitar 7 pasien setiap hari.
Jumlah ini tentu lebih rendah dari provinsi besar lain seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim.
Baca Juga: Achmad Yurianto Berikan Kabar Baik Soal Virus Corona, Bulan Ini Keadaan Akan Kembali Normal
Tak hanya itu saja, tingkat kesembuhan pasien bahkan mencapai 58,67 persen.
Angka yang cukup tinggi jika dibandingan dengan kesembuhan nasional yang hanya 16.86 persen.
Lantas apa kunci Provinsi Bali hingga sukses menekan jumlah pasien ini?
Menurut keterangan Ketua Tim Lab Pemeriksaan Kasus Covid-19 Bali, Ni Nyoman Budayanti, pemeriksaan cepat adalah kuncinya.
Baca Juga: Kajian Awal Pemerintah: Mall dan Pasar Akan Buka Pada 8 Juni Sekolah Mulai 15 Juni
Dengan pemeriksaan massal yang cepat, akan ketahuan di mana potensi penularan ini berasal.
Hal itu akan memudahkan pemerintah untuk segera mengobati dan memutus mata rantai.
"Perang kalau tak tahu musuhnya kapan kita menangnya? Jadi konsep lab untuk menentukan virus itu ada di situ agar cepat diobati dan cepat tracing," kata Budayanti saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).
Pihaknya juga menerangkan pemeriksaan cepat ini dikhususkan untuk para PDP, tenaga Medis, orang tanpa gejala, dan ODP.
(*)