Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngotot Agar Rekannya Dimakamkan Dengan Layak, Kapten Kapal Tetap Menolak dan Buang Jenazah ABK Asal Indonesia ke Laut! Berikut Fakta Lain yang Akhirnya Terungkap

Helna Estalansa, None - Minggu, 10 Mei 2020 | 05:50
Kesaksian ABK Indonesia yang 'dianaktirikan'
YouTuBe MBC

Kesaksian ABK Indonesia yang 'dianaktirikan'

"Kami sudah ngotot, tapi kami tidak bisa memaksa, wewenang dari dia [kapten kapal] semua," kata NA, salah satu ABK kapal Long Xing 629 kepada BBC News Indonesia, Kamis (7/5/2020).

Baca Juga: Miris! Jasad ABK Asal Enrekang yang Meninggal 4 Bulan Lalu Ini Dibuang ke Laut Oleh Kapal China

"Mereka beralasan, kalau mayat dibawa ke daratan, semua negara akan menolaknya," tambah NA.

Rekan NA, MY menyebut mereka hanya ingin menguburkan teman mereka dengan layak.

"(Akhirnya) Kami mandikan, shalati dan baru 'dibuang'," sebut MY.

Koordinator ILO Asia Tenggara untuk Proyek Perikanan, Abdul Hakim mengatakan proses pelarungan atau sea burial diatur dalam ILO Seafarers Regulation.

Baca Juga: Fakta di Balik Video Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dilempar ke Laut, Kemenlu Ungkap Kebenarannya

Aturan itu memperbolehkan kapten kapal memutuskan untuk melarung jenazah dalam beberapa kondisi.

Di antaranya, jenazah meninggal karena penyakit menular atau kapal tidak memiliki fasilitas menyimpan jenazah, sehingga dapat berdampak pada kesehatan di atas kapal.

Selain pengalaman tak terlupakan melarung jenazah teman, para ABK juga mengklaim mereka mengalami eksploitasi, mulai dari jam kerja yang panjang dengan waktu istirahat minim, hingga perbedaan makanan dan minuman dengan awak kapal China.

Baca Juga: 3 ABK Diduga Terinfeksi Virus Corona, Penumpang KM Lambelu Ketakutan hingga Nekat Lompat ke Laut

"Kami bekerja lebih dari 18 jam sehari, mulai jam 11 siang sampai jam 4 dan 5 pagi. Waktu istirahat makan hanya 10-15 menit," ujar awak kapal Indonesia lainnya.

Source :wiken.id

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x