Sebaliknya, kita disarankan untuk mengonsumsi makanan besar setelah salat terawih.
"Makan malam setelah salat tarawih sangat boleh, kita seharian sudah puasa. Kadang remaja putri yang sering berpikir habis salat tarawih tidak usah makan malam karena takut gemuk. Itu tidak benar, kita bisa kekurangan energi. Menu makannya pun harus bergizi seimbang. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah," kata dr Eni Gustina, direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes, dikutip dari akun Twitter official Kemenkes.
Sementara itu, dari segi agama, Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan dalam Al-Mulakhash Al-Fiqhi, menyebut kebiasaan menyantap makanan berat saat buka puasa adalah kesalahan yang sering dilakukan umat muslim.
"Sebagian orang terkadang duduk di meja makan berbukanya, dia langsung makan malam (makan besar) dan tidak shalat berjamaah di masjid,” tuturnya, seperti dikutip dari voa-islam.
Baca Juga: Benarkah Wabah Virus Corona di Indonesia Sudah Memasuki Puncaknya? Begini Prediksi Para Ahli
Menurut beliau, langsung mengonsumsi makanan besar bisa membuat umat muslim meninggalkan atau terlambat salat berjamaah di masjid, sehingga membuatnya kehilangan kesempatan mendapat pahala yang besar, bahkan dia berdosa.
“Disyariatkan bagi orang yang puasa untuk berbuka terlebih dahulu, lalu pergi shalat, kemudian baru makan malam (makan besar) sesudah itu,” tambahnya.
Oleh karenanya, baik dari segi medis maupun agama, menyarankan kita untuk tidak langsung menyantap makanan besar saat buka puasa.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Meski Lapar Jangan Langsung Makan Berat Saat Buka Puasa, Ini Alasannya
(*)