Follow Us

Meski Belum Terbukti Obat Maag Diburu Warga Amerika Serikat untuk Lawan Covid-19, Begini Penjelasan Ahli

None, Nabila N C - Rabu, 29 April 2020 | 03:35
Ilustrasi obat corona virus
tribunnews.com

Ilustrasi obat corona virus

GridHype.ID - Sampai hari ini, peneliti di seluruh dunia tengah bekerja keras untuk mengembangkan vaksin anti virus corona.

Meski, vaksin tersebut masih dalam tahap pengembangan, anehnya di Amerika Serikat sendiri orang-orang memburu obat maag.

Kabarnya Famotidine adalah obat sakit maag yang tengah diuji untuk pengobatan virus corona.

Padahal obat ini belum terbukti manfaatnya.

Baca Juga: 10 Tahun Bak Hilang Ditelan Bumi, Penampilan Mantan Istri Ariel NOAH Makin Bersahaja dengan Hijab

Melansir Business Insider, Selasa (28/4/2020), famotidine, antasid dan antihistamin memiliki bahan aktif anti mulas yang sedang diteliti dan dipelajari sebagai kemungkinan pengobatan Covid-19.

Uji coba ini dilakukan para peneliti di Northwell Health di wilayah kota New York.

Salah satu peneliti, Dr. Kevin Tracey mengatakan beberapa jenis obat ini telah mulai kehabisan stok akibat banyak orang yang menimbun obat-obat anti mulas tersebut.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah famotidine akan berguna dalam pengobatan pasien yang terinfeksi virus corona," kata Dr. Tracey.

Bahkan, jika beberapa manfaat ditemukan, pasien dalam penelitian ini akan diberi dosis yang sangat tinggi secara intravena.

Baca Juga: Enggak Sabar! 5 Serial Film Ini Bakal Hadir di Netflix, Salah Satunya One Piece!

Ini Jauh lebih banyak dari yang biasa dikonsumsi orang untuk mengobati sakit maag.

Majalah Science melaporkan, para peneliti sedang berusaha menjaga penelitian terhadap obat-obatan yang mungkin bisa dijadikan pengobatan pasien Covid-19 dengan sangat hati-hati.

"Jika kita membicarakan hal ini kepada orang yang salah atau terlalu cepat, pasokan obat akan hilang," kata Dr. Tracey.

Manfaat yang mungkin ada pada obat maag seperti famotidine tidak berbeda dengan yang sempat terjadi di awal tahun ini, yakni saat pil anti malaria, klorokuin, disebut dapat mengobati virus corona.

Para tokoh hingga Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyebut klorokuin dapat mengobati Covid-19.

Baca Juga: Digugat Rp408 Juta oleh Mantan Pacar karena Tak Jadi Menikah, Wanita Asal NTT Tuntut Balik Semua Biaya Minum dan Sewa WC Selama Ngapel

Namun, hydroxychloroquine kembali disebut dapat digunakan untuk memerangi virus corona, akibatnya obat ini langsung diburu masyarakat dan menyebabkan pasokannya terus berkurang.

Uji klinis famotidine pasien Covid-19 parah

Hingga saat ini, masih belum ada data klinis peer-review yang menunjukkan obat generik lama tersebut bisa bekerja untuk melawan Covid-19.

Hydroxychloroquine saat ini yang masih digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati penyakit Lupus dan kondisi lainnya.

Sebelumnya, para peneliti di rumah sakit New York telah diam-diam menguji apakah obat mulas yang umum dapat membantu pasien Covid-19 yang kritis.

Baca Juga: Bawahi Perusahaan Besar Negara, Isi Tas Erick Thohir Akhirnya Terbongkar! Raffi Ahmad: Bagi 100 Dolar Pak, Buat THR

Para peneliti berafiliasi dengan Feinstein Institutes for Medical Research, peneliti sistem kesehatan yang berbasis di New York, Northwell Health.

Saat ini, uji klinis masih dilakukan untuk melihat manfaat famotidine dengan dosis tinggi dapat membantu pasien yang terinfeksi virus corona yang parah dapat bertahan hidup.

Peneliti menguji famotidine dengan dosis, 9 kali lipat dari jumlah obat yang biasa dikonsumsi orang untuk mengobati mulasnya, dengan intravena selama tujuh hingga 10 hari.

Pasien dalam penelitian ini juga mendapatkan hydroxychloroquine, pil malaria yang sedang dievaluasi untuk melihat apakah juga dapat mengobati infeksi virus corona.

Baca Juga: Dinobatkan sebagai Perempuan Paling Subur di Dunia, Kisah Hidup Mariam Nabatanzi yang Ditinggal Suaminya dengan 44 Anak yang Harus Dihidupi

Bukti yang diandalkan para peneliti untuk memulai percobaan mereka adalah anektodal.

Belum ada petunjuk bahwa famotidine berguna dalam memerangi virus corona. Penelitian ini telah dilaporkan dalam Science Mag belum lama ini.

Uji coba, yang dimulai awal April, pada awalnya dilakukan diam-diam untuk memastikan para peneliti memiliki cukup famotidine untuk menyelesaikan uji coba, yang akan mencakup 1.200 pasien.

"Kami tidak ingin persediaan famotidine ini habis saat digunakan selama uji klinis dalam studi Covid-19, atau untuk penggunaan bagi pasien dengan kebutuhan medis serius," ujar Dr. Tracey yang juga CEO Feinstein Institutes for Medical Research.

Ketakutan para peneliti, tidak hanya karena kemungkinan habisnya stok obat mag ini, tetapi juga kekhawatiran orang akan membeli obat tersebut tanpa bukti ilmiah terkait obat untuk virus corona.

Baca Juga: Tinggalkan Kebiasaan Minum Kopi Buat Kamu yang Lagi Hamil, Bisa Sebabkan Ini!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Obat Mag Diburu Warga Amerika untuk Virus Corona, Ini Kata Ahli

(*)

Source : Kompas

Editor : Nailul Iffah

Baca Lainnya

Latest