Joe Bonavolonta, yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Boston, mengatakan Lieber telah menerima jutaan dolar dari pemerintah Cina dan berbohong tentang hal itu kepada penyelidik dan pejabat federal di Harvard.
Baca Juga: Mundur dari Dunia Hiburan, Aziz Gagap Bersyukur Miliki Keluarga yang Tak Neko-neko
Jaksa penuntut mengatakan Lieber membuat pernyataan yang salah secara materi, fiktif, dan curang kepada Departemen Pertahanan A.S. mengenai perannya dalam Thousand Talents Plan/
Lieber juga didakwa berbohong kepada Institut Kesehatan Nasional tentang peran itu dan juga afiliasinya dengan Universitas Teknologi Wuhan di China.
Lieber didakwa dengan satu tuduhan membuat pernyataan palsu kepada agen pemerintah A.S. Bonavolonta mengatakan para penyelidik berusaha menentukan apakah ada uang selain memotivasi tindakannya.
John Deme, asisten jaksa agung untuk keamanan nasional, mengatakan bahwa universitas-universitas AS perlu meningkatkan kewaspadaan mereka dalam hal koneksi ke China.
"Pemerintah Cina telah menjadikannya prioritas untuk mengembangkan pengetahuan teknologinya dengan biaya Amerika," kata Demers.
Dia meminta universitas-universitas Amerika untuk meningkatkan transparansi sumber pendanaan program mereka dan komitmen profesor mereka, dan untuk menjaga keamanan fisik dan internet dari penelitian sensitif.
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa sejak awal 2018, pihaknya telah mengajukan tuntutan setidaknya dalam tiga lusin kasus federal yang melibatkan dugaan spionase ekonomi, ilmiah dan teknologi yang terhubung ke China.
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul Bukan Dituduh Menjual Virus Corona SARS-CoV-2, Tapi Ilmuwan Harvard Ini Diduga Kerjasama Bidang Kimia dengan China Hingga Ditangkap Pemerintah AS