Namun pengalaman mengerikan pada tahun 2003 itu sempat memberi efek kejut bagi sebagian besar negara di Asia, hingga harus merespon wabah di kemudian hari.
Melansir dari CNN, dengan pengalaman itulah Taiwan bisa bertindak cepat saat diketahui ada wabah virus baru yang berasal dari China, negara yang hanya berbatasan laut dengan Taiwan.
Mulai dari pemerintah sampai masyarakat pun memunjukkan kekompakan dalam mengontrol perbatasan dan pemakaian masker langsung jadi rutinitas sejak Januari lalu 2020.
Baca Juga: Kasus Terinfeksi Tembus Angka 1 Juta, Ini 5 Negara dengan Pasien Covid-19 Tertinggi per 7 April 2020
Dalam sebuah penelitian pada Januari, Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat (AS) mengatakan Taiwan adalah salah satu daerah paling berisiko di luar daratan China.
Alasannya adalah kedekatan geografis, ikatan warganya, dan hubungan transportasi.
Jika dibandingkan dengan Australia yang memiliki bentuk negara dan jumlah penduduk yang hampir sama, tapi dalam hal penangaan virus corona mereka jauh berbeda.
Dalam 10 hari wabah itu menyebar dari Wuhan, Australia langsung mencatat ada 5.000 kasus covid-19, sedang Taiwan hanya kurang dari 400 kasus.
Baca Juga: Turunkan Darah Melayu ke Cucunya, Kakek Raline Shah Saat Muda Disebut Mirip Fedi Nuril, Seperti Apa?
Ternyata kunci dari negara yang belum ada pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan otoritas kesehatan dunia tersebut adalah sistem kesehatan dengan cakup universal.
Pusat komando yang didirikan setelah wabah SARS itu langsung menanggapi potensi ancaman, menurut laporan terbaru dalam Journal of American Medical Association (JAMA).