Kemungkinkan penyebaran virus corona di udara dapat saja terjadi.
Hal itu juga disampaikan oleh Dr Maria van Kerkhove, Head of Emerging Diseases and Zoonosis Unit WHO.
WHO memperingatkan penularan Covid-19 dari udara bagi para petugas medis.
Oleh karena itu, Van Kerkhove mengingatkan adanya risiko paparan virus corona melalui udara, saat petugas medis melakukan prosedur seperti intubasi.
Kendati demikian, penting untuk dicatat, penularan udara dapat berarti hal yang berbeda bagi orang-orang, bahkan bagi para ahli.
Sebab, menurut Natasha Bhuyan, MD, seorang spesialis penyakit menular dan dokter di Phoenix, Arizona, secara umum, patogen dianggap dapat menyebar di udara melalui partikel yang lebih kecil.
Partikel tersebut dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pada umumnya, lama persisnya partikel virus berada di udara sebelum akhirnya menghilang, tergantung pada berbagai faktor.
"Termasuk di antaranya suhu dan kelembaban daerah, dan lain sebagainya," ungkap Rishi Desai, MD, mantan petugas dinas intelijen epidemi di divisi penyakit virus di CDC.
Partikel virus corona bertahan dalam aerosol