Tuduhan-tuduhan itu baginya tidaklah beralasan. Pasalnya sudah banyak penelitian yang dilakukan dan menunjukkan, bahwa MSG tidak berbahaya bagi tubuh, asalkan digunakan dalam takaran yang pas dan tidak berlebihan.
“Kalau memang bikin bodoh lihat orang Jepang, mereka enggak bodoh-bodoh ya kenyataannya. Padahal mereka makan lebih banyak (MSG) dari kita, bahkan konsumsinya tiga kali lipat dari kita,” kata Nurpudji.
Nurpudji menambahkan bahwa selama ini stigma yang berlaku di masyarakat membuat MSG menjadi bahan makanan yang paling bersalah bila seseorang melakukan suatu kesalahan, karena kurangnya konsentrasi.
“Jadi secara sains-nya enggak ada. Kayaknya hanya stigma,” ujarnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Albert Dinata, GM Marketing PT Sasa Inti, menambahkan, pihaknya sengaja membuat diskusi ini, agar persepsi yang kurang tepat yang selama ini berkembang dalam masyarakat dapat diluruskan kembali.
Albert ingin agar masyarakat merasa aman untuk menggunakan MSG dalam masakan.
“MSG itu terbuat dari bahan alami dan diolah melalui proses fermentasi, sehingga selain dapat memperkaya rasa berbagai masakan, MSG juga aman dikonsumsi selama tentunya digunakan dengan bijak,” ujar Albert.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul MSG Bikin Bodoh, Benarkah?.
(*)