Gridhype.id- Seekor paus kembali ditemukan mati dengan keadaan yang tak wajar.
Perutnya penuh dengan sampah plastik maupun lainnya.
Sampah yang ditemukan dari perut paus tersebut tak tanggung-tanggung, 100 kg berat dari sampah tersebut.
Paus ini ditemukan mati di Pantai Seilebost, Skotlandia.
Kematian paus ini dinilai tidak wajar, perutnya penuh berisi sampah seberat 100 kg.
Baca Juga: Hati-Hati! Jika Temukan Ciri-Ciri ini Pada Daging Ayam Jangan Dikonsumsi, Bisa Timbulkan Kematian
Dikutip dari BBC via Kompas.com, saat dibedah, dari dalam perut paus keluar tumpukan sampah.
Perut paus mati tersebut menampung berbagai sampah yang ia konsumsi semasa hidupnya di antaranya jaring ikan, tali tambang, tas, dan gelas plastik.
Para ahli paus belum mengetahui secara pasti paus tersebut mati dikarenakan sampah diperutnya atau bukan.
Baca Juga: Dolar Diprediksi Akan Lemah Pada 2025, Mata Uang ini yang Justru Akan Menguat
Namun, penduduk setempat yang menemukan paus tersebut menduga mamalia tesebut mati akibat masalah pencemaran laut yang meluas.
Parry, salah seorang warga yang tinggal di dekat Luskentyre mengatakan, kematian paus tersebut sangat menyedihkan.
"Itu sangat menyedihkan, terutama ketika Anda melihat jaring ikan dan puing-puing sampah yang keluar daru perutnya," kata Parry.
Parry hampir setiap hari ia memunguti sampah yang ada di pantai dan memasukannya kedalam tas yang ia bawa.
Kebanyakan barang yang ia temukan adalah barang-barang yang digunakan untuk menangkap ikan.
Ia pun mengungkapkan, barang tersebut mudah hanyut ke laut dan dapat menjadi mencemarinya.
"Benda-benda itu bisa dengan mudah terserat atau hilang terbawa badai.
Ini menunjukkan masalah yang kita miliki dengan polusi laut," ujar dia.
Anggota dari the Scottish Marine Animal Stranding Scheme (SMASS), sebuah organisasi yang menginvestigasi kematian paus dan lumba-lumba, membedah perut paus itu untuk mencari dan menemukan penyebab kematiannya.
Dalam keterangan yang mereka unggah, disebutkan paus tersebut tidak dalam keadaan sangat buruk.
Mereka pun tidak mendapati sampah tersebutmenjadi penghambat kinerja usus paus tersebut.
Namun mereka tetap memberi keterangan jika sampah yang dikonsumsin paus tersebut tetap saja berbahaya.
Mereka juga menjelakan bahaya yang ditimbulkan akibat sampah laut dan peralatan menangkap ikan yang hilang.
Benda itu semua dapat mempengaruhi ekosistem dan kehidupan bawah laut.
"Namun, jumlah plastik yang ada di perutnya tetap mengerikan, tentu saja bisa membahayakan pencernaan.
Ini menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah laut dan peralatan memancing yang hilang atau terbuang dapat berpengaruh pada kehidupan laut," tulis SMASS.
Puing-puing sampah yang mereka temukan diyakini dari tanah dan industri perikanan.
Penjaga pantai dan pekerja dari Western Isles Council membantu pemeriksaan paus mati itu dan penguburannya.
SMASS menunjukan sebuah data yang melaporan tentang pelepasan paus dan lumba-lumba di Skotlandia terus meningkat.
Dari 204 laporan pada tahun 2009, naik menjadi lebih dari 930 pada 2018.
Peningkatan yang signifikan selama sembilan tahun berlalu.
Sementara itu, Melvin Nicholson, seorang fotografer yang sedang mengunjungi pantai, mengatakan, ia melihat paus muda malang itu tidak lama setelah terdampar.
"Saya berada di sana pada hari Kamis dengan penjaga pantai ketika melihat makhluk malang itu meninggal.
Sayang sekali melihat paus yang begitu indah harus menyerah dengan cara ini" kata Melvin, seperti dikutip dari Telegraph.
Kesadaran untuk kita akan keberihan pantai dan laut dari sampah yang dapat mengancam ekosistem dan kehidupan bawah laut.
Sampah yang hanyut ke laut tak hanya mengganggu ikan dan mamalia yang ada di laut.
Terumbu karang dan kejernihan air laut pun dapat terganggu dengan adanya sampah-sampah tersebut.
Disiplin harus kita junjung tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya.
Sampah-sampah tersebut pun dapat didaur ulang agar menjadi barang agar memiliki nilai manfaat.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul"Viral Penemuan Paus Mati dengan Perut Penuh Sampah, dari Tas hingga Gelas Plastik"