Ribuan orang menghadiri pemakaman Nusrat.
Akan tetapi itu menjadi sebuah awal dari kemalanganya yang lain.
Sekelompok orang berkumpul di jalan menuntut pembebasan sang kepala sekolah.
Diduga aksi protes itu direncanakan oleh dua murid laki-laki dan politisi lokal.
Baca Juga: Hak Istimewa Luhut Binsar Pandjaitan Bakal Bikin Susi Pudjiastuti Kalah Jika Tetap Jadi Menteri
Orang-orang mulai menyalahkan Nusrat dan itu membuat keluarga gadis malang itu khawatir tentang keselamatannya.
Pada 6 April 2019, 11 hari setelah dugaan kekerasan seksual, Nusrat pergi ke sekolahnya untuk mengikuti ujian akhirnya.
"Saya mencoba membawa saudara saya ke sekolah dan saya mencoba memasuki tempat itu, tapi saya dihentikan dan tidak diizinkan masuk," kata Mahmudul Hasan Noman, sudara laki-laki Nusrat.
"Jika aku tidak dihentikan, hal seperti ini tidak akan terjadi pada saudara perempuanku," katanya
Dikutip dari BBC seorang murid perempuan membawa Nusrat ke atap sekolah.
Di atap itu sudah ada 4-5 orang yang menantinya.
Sekelompok orang itu meminta Nusrat untuk menarik kembali laporan yang ia buat terhadap kepala sekolah.