Mendengar keributan Fahmi dan Kamila, lantas datang tetangga mereka Cik Zah.
Namun Cik Zah rupanya tak berani membantu Fahmi untuk membantu proses kelahiran Kamila dan hanya menenangkan Kamila.
Kepala bayi tersebut mulai keluar.
Fahmi semakin gugup dan cemas, namun Kamila terlihat tidak panik dan tetap tenang mengikuti instruksi staf rumah sakit yang disampaikan kepada suaminya.
"Kepala bayi mulai keluar perlahan, saya sangat gugup dan cemas, tetapi istri saya sangat kuat, dia tidak berkeringat atau banyak bicara, dia hanya mendengarkan dan mengikuti saran."
Hingga akhirnya suara tangisan seorang bayi perempuan mengantarkan kelahiran anak mereka.
Fahmi yang mengetahui bayinya menangis merasa khawatir.
Tapi kemudian staf rumah sakit mengatakan hal tersebut adalah pertanda baik dan kembali memberikan instruksi lanjutan untuk Fahmi.
“Saya khawatir bayi itu tidak akan berhenti menangis, tetapi staf rumah sakit mengatakan itu pertanda baik, dan dia meminta saya mengambil handuk untuk membungkus bayi itu, menyeka mata, hidung dan mulutnya, dan juga untuk mendapatkan tali untuk mengikat tali pusar. "
Fahmi baru merasa lega saat mobil ambulans tiba mengambil alih merawan Kamila dan bayi yang baru lahir tersebut, yang diberi nama Fatihah.
Mengalami pengalaman menakjubkan tersebut, Fahmi lantas berpikir seharusnya calon ayah dan ibu mendapat pelatihan proses kelahiran.