Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna
GridHype.ID - Di Zaman yang serba canggih ini ritual dan budaya klenik masih bisa ditemui di Indonesia.
Meski begitu, pergeseran budaya tentu tak dapat dihindari.
Budaya yang dianggap tak masuk akal, rumit dan berbahaya seringkali ditinggalkan oleh para pengikutnya.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Tepung Beras Ternyata Bisa Jadi Obat Jerawat yang Ampuh!
Hal itu terjadi juga pada ritual topo pendem yang sudah jarang dilakukan oleh orang sekarang.
Masyarakat di zaman sekarang tentu masih asing dengan ritual topo pendem.
Topo pendem sendiri adalah sebuah ritual dimana seseorang mengubur dirinya hidup-hidup di liang lahat.
Bahkan belum lama ini sosok Mbah Pani (63) ramai diperbincangkan karena aksinya menjalankan ritual itu.
Aksi tersebut ia lakukan sebagai peringatan bulan Suro.
Siapa sangka, Mbah Pani sudah menjalankan ritual yang terdengar mengerikan itu sebanyak sepuluh kali.
Dilansir dari Tribun Jateng pada Selasa (17/9/2019), Mbah Pani menyatakan jika ia sudah melakukan ritual itu sejak tahun 2001.
Dalam ritual itu, Mbah Pani akan membalut tubuhnya dengan kain kafan seperti jenazah.
Selain itu ia juga akan menyiapkan peralatan yang digunakan untuk pemulasaraan jenazah.
Di ritual itu ia akan menyiapkan sebuah liang lahat dengan kedalaman 3 meter.
Ditempatkan pula sebuah peti yang berfungsi tempatnya bertapa.
Karena kekhawatiran anak dan tetangganya, ritual itu ia lakukan selama lima hari.
"Sebenarnya saya ingin delapan hari delapan malam, tetapi karena anak saya sama tetangga saya ingin supaya saya keluar pada hari kelima takutnya saya lemas di dalam," tutur Mbah Pani.
Agar tak terjadi hal yang tak diinginkan dalam lubang kubur akan dilengkapi dengan pipa agar ada sirkulasi udara yang masuk.
Saat prosesi itu berlangsung ratusan orang memadati halaman rumah Mbah Pani karena ingin menjadi saksi peristiwa langka tersebut.
Baca Juga: Kenakan Cadar, Alyssa Soebandono Tuai Pujian dari Netizen: Cakep!
Sebelumnya ritual ini juga sudah pernah dilakukan oleh Sutarto (55) pada 2014 lalu.
Ia nekat mengubur dirinya di pekarangan rumahnya di Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.
Sutarto membagikan kisahnya saat menjalani ritual langka tersebut. Saat melakukan pertapaan, ia juga sering berganti-ganti posisi.
"Saat melakukan ritual, saya kadang duduk kalau capek atau kadang juga selonjor," ujar Sutarto.
Dikarenakan pengap seringkali ia merasakan kepanasan.
"Di dalam liang rasanya panas dan sumuk (gerah)" cerita Sutarto.
"Tapi harus saya lakoni (lakukan) demi mendoakan anak dan cucu, biar diberi keselamatan dan kebahagiaan," ujarnya dilansir dari Tribun Jateng.
Tak hanya itu Sutartopun pernah mengalami hal yang mengerikan yakni didatangi makhluk halus.
Ia mengaku pernah digoda makhluk halus menyeramkan seperti banaspati (bola api), hingga makhluk seperti tengkorak yang berjalan.
(*)