GridHype.ID - Sejumlahsuvenir resmi atau official merchandise Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 2022 telah disiapkan pemerintah, salah satunya arak Bali.
Arak Bali yang jadi salah satu cendera mata KTT G20 2022 ini merupakan minuman beralkohol hasil fermentasi tanaman herbal khas Pulau Dewata.
Meski arak Bali mengandung alkohol, suvenir KTT G20 2022 ini tak digunakan sebagai minuman untuk bermabuk-mabukan.
Melansir Kompas.com, arak Bali justru menyimpan manfaat baik untuk kesehatan tubuh.
Ya, arak berbahan dasar rempah ini menjadi media penghangat tubuh dan pengobatan untuk flu, batuk, dan sariawan, seperti dikutip laman Antara (9/9/2022).
Kekayaan budaya lokal, arak Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Kemendikbudristek).
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda ini tertuang dalam Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor 414/P/2022 tentang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2022.
Khasiat arak Bali
Menurut Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020, arak Bali adalah minuman yang dibuat dari bahan baku lokal secara tradisional dan turun-menurun.
Minuman ini dikemas secara sederhana dan mengandung ethil alkohol atau etanol (C2H5OH).
Proses pembuatannya, melalui fermentasi dan distilasi dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat.
Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), arak Bali biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai penghangat tubuh dan guna keperluan upacara adat.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com (4/11/2022), arak Bali juga bermanfaat untuk menurunkan demam, obat rematik dan diabetes, meremajakan kulit, dan campuran bahan makanan.
Khasiat arak Bali untuk menurunkan demam tak perlu dengan cara diminum langsung.
Melainkan, cukup mencelupkan sapu tangan ke satu sloki arak dan meletakkannya di bawah pusar selama satu atau dua menit.
Proses pembuatan arak Bali
Bahan membuat arak Bali murni beragam, tergantung sumber daya alam dan ciri khas desa perajin arak.
Beberapa bahan yang dapat digunakan, seperti nira pohon kelapa, pohon enau (aren), dan pohon ental (lontar).
Petani arak akan menyadap nira pohon kelapa sehari dua kali. Kemudian, nira akan dikumpulkan dalam gentong berukuran besar yang memuat 80-90 liter.
Setelah terkumpul, nira diberi serabut kelapa dan disimpan untuk proses fermentasi selama dua sampai tiga hari.
Selain serbuk kelapa, petani juga kerap menggunakan kulit kayu bayur atau kutat.
Selesai masa fermentasi, nira yang kadar alkoholnya meningkat berubah rasa dan tekstur. Nira hasil fermentasi ini kemudian disuling selama kurang lebih 12 jam.
Baca Juga: Aneka Tips Kesehatan, Begini Cara Olah Daun Salam untuk Ramuan Herbal Diabetes
Jadi suvenir KTT G20
Arak Bali terpilih menjadi salah satu cendera mata KTT G20 Bali.
Hal ini bermula dari arak produksi Ida Ayu Puspa Eny (64) yang masuk 10 besar BRI Inkubator, ajang untuk para UMKM.
Puspa dan produknya kemudian diberangkatkan ke Jakarta untuk menerima penghargaan. Di sana, dia bertemu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan mengenalkan usaha arak racikannya.
Sejak itu, pejabat lain mulai dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), hingga anggota DPD mulai mengujungi galeri Puspa di Denpasar, Bali.
Pada Agustus 2022, arak Bali produksi Puspa pun menjadi suvenir rangkaian KTT G20, yakni pada pertemuan "Health Working Group" yang diadakan Kementerian Kesehatan, serta "Ministerial Conference on Women's Empowerment" oleh Kementerian PPPA.
Pada dua rangkaian KTT G20 itu, disiapkan masing-masing 50 botol arak Bali dengan volume 750 ml.
Adapun rasa yang disajikan, antara lain:
- Murni atau ameritha- Origin (rempah)- Manggis- Kopi- Beri (stroberi, bluberi, rasberi).
(*)