GridHype.ID - Dalam menjaga kesehatan wanita, kanker payudara masih menjadi momok yang ditakuti banyak orang.
Ya, kanker payudara sendiri adalah kondisi ketika sel payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor ganas di payudara.
Seperti umumnya kanker lain, kanker payudara juga dapat dilihat berdasarkan stadiumnya.
Stadium menunjukkan seberapa banyak sel kanker di payudara dan bagaimana penyebarannya.
Masing-masing stadium dapat memunculkan gejala kanker payudara yang berbeda, sehingga cenderung membutuhkan penanganan yang berbeda pula.
Kanker payudara stadium 4 merupakan tingkatan kanker payudara paling parah atau paling akhir.
Kanker payudara stadium 4 berarti bahwa sel kanker yang pertama kali muncul di payudara telah bermetastasis atau menyebar ke area lain di tubuh.
Area umum untuk metastasis termasuk kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, hati, dan otak.
Menurut definisi, kanker payudara stadium 4 bisa dibilang sudah melibatkan komplikasi telah sudah melampaui tapak kanker aslinya.
Tetapi komplikasi tambahan dapat terjadi dari kanker itu sendiri atau karena perawatan.
Baca Juga: Siapa Sangka, 4 Jenis Makanan Ini Ternyata Ampuh Cegah Kanker Payudara, Ada Tahu dan Tempe loh!
Komplikasi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker, di mana penyebarannya, dan metode pengobatan apa yang digunakan.
Berikut ini adalah beberapa adalah potensi komplikasi atau bahaya kanker payudara stadium lanjut yang baik diwaspadai:
1. Nyeri terkait kanker
Kanker dapat menyebabkan rasa sakit dengan sendirinya karena tumor tumbuh dan mengambil alih area tubuh yang sebelumnya sehat.
Kanker dapat memberi tekanan pada organ, saraf, dan tulang, menyebabkan nyeri dan sakit yang menusuk.
Beberapa jenis kanker bahkan bisa mengeluarkan zat kimia tertentu yang dapat menimbulkan sensasi nyeri.
Dokter dapat membantu menentukan pengobatan terbaik untuk mengatasi rasa sakit ini.
Tindakan yang mungkin diambil termasuk pilihan obat pereda nyeri yang dijual bebas, obat pereda nyeri resep, atau terapi pelengkap.
Baca Juga: Kenali Imunoterapi sebagai Upaya Pengobatan Kanker Payudara, Benarkah Efek Sampingnya Lebih Ringan?
2. Komplikasi tulang
Kanker payudara biasanya dapat menyebar ke tulang yang bisa menyebabkan beberapa komplikasi.
Komplikasi ini sering kali disebabkan oleh resorpsi tulang, suatu proses normal untuk menghancurkan tulang.
Pada penderita kanker payudara usia muda dan sehat, tulang mungkin dapat dibangun kembali dengan kecepatan yang sama seperti saat patah.
Namun, pada kelompok lanjut usia (lansia) dan penderita yang mengalami metastasis ke tulang, proses resorpsi terjadi lebih cepat.
Berikut ini beberapa komplikasi tulang yang bisa terjadi akibat kanker payudara stadium lanjut:
- Nyeri tulang
Perasaan sakit dan nyeri di tulang sering kali merupakan tanda pertama bahwa kanker telah menyebar ke tulang.
Seiring perkembangan kondisi, resorpsi menyebabkan penipisan dan pelemahan tulang. Ketika tulang menjadi terlalu lemah, patah tulang dapat terjadi, bahkan tanpa terjadi cedera besar
Baca Juga: Gaya Hidup Sembrono Seperti Ini Jadi Penyebab Kanker Payudara, Yuk Mulai Dijaga Sebelum Terlambat!
- Kompresi tulang belakang
Ketika sel kanker tumbuh di dalam atau di dekat tulang belakang, sel-sel ini dapat menekan sumsum tulang belakang dan saraf yang berdekatan.
Tekanan ini bisa menyebabkan nyeri di punggung atau leher, mati rasa atau kesemutan, dan kesulitan berjalan.
Terkadang, hal itu dapat menyebabkan kesulitan mengendalikan kandung kemih dan usus besar.
Kompresi tulang belakang lebih jarang terjadi dibandingkan komplikasi tulang lainnya, tetapi bisa sangat serius.
- Hiperkalsemia
Hiperkalsemia mengacu pada peningkatan kadar kalsium dalam darah.
Kondisi ini terjadi ketika laju resorpsi meningkat, dan kalsium dari tulang dilepaskan ke aliran darah.
Hiperkalsemia dapat menyebabkan masalah serius, seperti batu ginjal, gagal ginjal, detak jantung tak teratur, serta masalah neurologis, termasuk kebingungan, demensia, atau koma.
Baca Juga: Tak Melulu Kanker Payudara, Penyebab Munculnya Benjolan Bisa Jadi Karena 3 Hal Ini, Apa Saja?
Untuk mengobati komplikasi tulang akibat kanker payudara stadium lanjut, beberapa jenis obat tertentu yang disebut bifosfonat dapat diambil untuk memperlambat laju resorpsi.
Obat ini bekerja dengan menghancurkan osteoklas, sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi.
Bifosfonat bisa bekerja dengan cara membantu menurunkan kadar kalsium darah, memperlambat melemahnya struktur tulang, dan mengurangi nyeri tulang.
3. Komplikasi paru-paru
Kanker payudara yang menyebar ke paru-paru tidak selalu menimbulkan gejala dan komplikasi.
Tetapi, jika Anda benar-benar mengalami gejala, Anda mungkin akan mengalami beberapa kondisi ini:
- Sesak napas
- Mengi
- Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada
- Batuk yang tidak kunjung sembuh
Jika dokter menemukan sel kanker payudara dalam tumor paru-paru, cara terbaik untuk mengobatinya adalah dengan melanjutkan pengobatan sistemik seperti kemoterapi atau terapi yang ditargetkan.
Sel kanker payudara terkadang dapat menyebabkan komplikasi yang disebut efusi pleura. Ini adalah saat sel kanker berakhir di cairan yang mengelilingi paru-paru.
Efusi pleura membutuhkan penanganan yang ditujukan untuk menghilangkan kelebihan cairan.
4. Komplikasi hati
Sekitar setengah dari orang dengan diagnosis kanker payudara lanjut mungkin memiliki sel kanker yang "berjalan" ke organ hati.
Tumor yang terbentuk pun bisa memengaruhi fungsi hati penderita.
Dengan kondisi ini, Anda mungkin saja tidak akan mengalami gejala.
Baca Juga: Hati-hati, Minuman Soda Ternyata Bisa Memperpendek Umur Pasien Kanker Payudara, Begini Penjelasannya
Namun, jika terjadi, gejala awal yang mungkin dirasakan bisa rasa sakit atau rasa kepenuhan di perut.
Gejala yang lebih serius termasuk penurunan berat badan tiba-tiba, muntah, atau penyakit kuning.
Penyakit kuning adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menguning atau bagian putih mata.
Terkadang, kanker dapat menyebabkan penyumbatan di saluran empedu yang membantu hati membuang limbah.
Jika penyumbatan ini sampai terjadi, seseorang harus menjalani operasi atau tindakan untuk membuka saluran empedunya.
5. Komplikasi otak
Area lain di mana sel kanker payudara dapat menyebar adalah otak.
Meskipun ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, ada perawatan yang tersedia yang dapat mengangkat atau mengecilkan tumor ini.
Baca Juga: Hindari Segera! 3 Bahan Berbahaya pada Deodoran Ini Jadi Penyebab Kanker Payudara
Metastasis otak bisa memengaruhi fungsi penglihatan, memori, dan perilaku penderita kanker payudara.
Gejalanya dapat berupa sering sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan kejang.
Jika Anda mengalami kejang atau pembengkakan di otak, dokter mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid atau antikejang.
Dokter dapat menentukan apakah kanker telah menyebar ke otak pasien melalui tes pencitraan seperti CT-scan dan MRI. Jika tes ini tidak dapat memastikan diagnosis, Anda mungkin memerlukan ahli bedah untuk melakukan biopsi.
Perawatan untuk komplikasi otak akibat kanker payudara termasuk kraniotomi yang merupakan jenis operasi, dan terapi radiasi.
Terkadang, tumor dapat terbentuk di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Jika ini terjadi, kamu mungkin memerlukan jenis kemoterapi khusus yang disebut kemoterapi intratekal.
6. Komplikasi terkait pengobatan kanker
Perawatan kanker pada dasarnya melibatkan pembuangan sel abnormal maupun normal dari tubuh, sehingga kamu mungkin mengalami efek samping yang tidak menyenangkan.
Baca Juga: Hindari Segera! 3 Bahan Berbahaya pada Deodoran Ini Jadi Penyebab Kanker Payudara
Dalam beberapa kasus, kamu mungkin merasa pengobatannya lebih buruk daripada kanker.
Penting untuk disadari bahwa rasa sakit dan ketidaknyamanan pengobatan akan hilang dan sel-sel sehat diharapkan dapat pulih.
Perawatan kanker memang dapat menyebabkan rasa sakit atau penyakit.
Perawatan kemoterapi misalnya, dapat menyebabkan sariawan, mual, kerusakan saraf, dan diare.
Sementara, terapi radiasi dapat menyebabkan nyeri terbakar dan jaringan parut. Sedangkan operasi pembedahan bisa menyakitkan dan mungkin memerlukan waktu lama untuk pemulihan.
Saat dokter mengangkat kelenjar getah bening untuk memeriksa sel kanker, hal ini dapat mengganggu aliran cairan getah bening di dalam tubuh.
Jika tidak cukup kelenjar getah bening yang tersisa untuk mengalirkan cairan dengan benar dari area tertentu, bentuk pembengkakan yang menyakitkan yang disebut lymphedema dapat terjadi.
Lymphedema paling baik diatasi lebih awal.
Ini dapat diobati dengan terapi fisik, pijat, atau memanfaatka kompresi lengan.
Nyeri dapat diobati dengan pereda nyeri yang dijual bebas,atau dokter mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat.
Efek samping dari kemoterapi terkadang dapat juga diobati dengan obat lain.
(*)