Pandemi Belum Usai, Kini Muncul Varian Baru Covid-19, Begini Gejalanya

Jumat, 29 Januari 2021 | 17:30
Freepik

Ilustrasi virus corona

GridHype.ID-Angka kasus Covid-19 masih terus meningkat di seluruh penjuru dunia.

Belum juga usai, kini malah muncul varian baru Covid-19.

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan lengkapnya terkait varian baruCovid-19.

Baca Juga: Akui Nyaris Bangkrut hingga Tutup Usaha Kulinernya, Herjunot Ali Kini Pasrah Soal Kisah Asmaranya

Sebuah penelitian menemukan sejumlah gejala yang lebih sering terjadi pada pasien Covid-19 varian baru di Inggris.

Gejala itu adalah batuk, sakit tenggorokan, dan rasa kelelahan.

Berbeda dengan gejala Covid-19 umumnya, pada varian baru virus corona Inggris, gejala kehilangan rasa atau penciuman disebut hanya sebagian kecil kemungkinannya.

Baca Juga: Rela Terbang ke Daerah Terpencil, Jutawan Asal Kanada Ini Menyamar Jadi Karyawan Motel Lokal untuk Sela Antrian Vaksinasi Covid-19

Sangat menular

Varian baru Covid-19 atau virus corona yang sangat menular di Inggris telah muncul sejak tahun lalu dan menyebar ke seluruh dunia.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menemukan, orang yang terinfeksi varian baru Covid-19 merasakan gejala berikut ini dibandingkan varian sebelumnya:

Baca Juga: Perkenalkan Metode Baru, China Kini Gunakan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19

- Batuk,

- Sakit tenggorokan,

- Kelelahan,

- Nyeri otot

Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala mungkin didorong oleh sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.

Melansir The Gurardian, Rabu (27/1/2021), data tersebut didapat ONS setelah bertanya kepada orang-orang tentang gejala mereka setelah menerima tes positif yang kuat untuk Covid-19 antara 15 November 2020 hingga 16 Januari 2021.

Baca Juga: Malaysia Rela Tutup Sebagian Besar Ekonomi Utamanya Demi Hentikan Lonjakan Penyebaran Wabah Covid-19

Varian B117

Varian yang lebih dapat ditularkan, bernama B117, pertama kali terdeteksi di Kent, sebuah county di Inggris arah tenggara pada bulan September dan sejak itu menyebar dengan cepat ke seluruh negeri.

Menurut survei, mereka yang terinfeksi varian ini melaporkan banyak gejala, meskipun kehilangan rasa dan penciuman lebih sedikit dibandingkan varian lama.

Laporan tentang batuk meningkat dari sekitar 27 persen menjadi 35 persen dari mereka yang terinfeksi, dengan kelelahan, nyeri otot dan sakit tenggorokan juga meningkat tajam.

Baca Juga: Terima Vaksin Tahap Kedua, Raffi Ahmad Beberkan Apa yang Dirasakannya

Meningkatkan potensi kematian

Para ilmuwan di Grup Penasihat Ancaman Virus Pernapasan Baru (Nervtag) pemerintah pekan lalu menyimpulkan, varian baru dapat meningkatkan kematian akibat Covid-19 hingga 30-40 persen.

Namun, beberapa ahli menyebut masih terlalu dini untuk menilai klaim itu. Meski alasan meningkatnya kematian belum jelas, tetapi itu mungkin terkait dengan mutasi yang disebut N501Y yang memungkinkan virus menginfeksi sel dengan lebih mudah.

"Kehilangan rasa dan hilangnya bau secara signifikan lebih jarang terjadi pada varian baru yang kompatibel positif," kata ONS dalam temuannya.

"Sementara gejala lain lebih umum pada varian baru yang kompatibel positif. Tidak ada bukti perbedaan gejala gastrointestinal, sesak napas atau sakit kepala," tambahnya.

Baca Juga: Kembali Jalani Vaksinasi, Jokowi Beberkan Perbedaan yang Ia Rasakan Usai Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19 Kedua

Mutasi memengaruhi gejala

Seorang profesor onkologi molekular dari University of Warwick, Lawrence Young mengatakan, mutasi pada varian virus Inggris dapat memengaruhi gejala yang terkait dengan infeksi.

"Varian ini lebih mudah ditularkan dan individu yang terinfeksi tampaknya memiliki beban virus yang lebih tinggi, yang berarti mereka menghasilkan lebih banyak virus," kata dia.

"Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih luas di dalam tubuh yang mungkin menyebabkan lebih banyak batuk, nyeri otot, dan kelelahan," lanjutnya.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta Dikabarkan Bakal Dilimpahkan ke Pemerintah Pusat, Anies Baswedan Angkat Bicara

Menurut dia, virus tersebut memiliki 23 perubahan dibandingkan dengan virus asli Wuhan.

Beberapa perubahan ini dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan rentang gejala yang terkait dengan infeksi.

Namun, profesor virologi di Reading University Ian Jones skeptis dengan temuan ONS tersebut.

Baca Juga: 3 Artis Ini Pakai Narkoba dengan Alasan Covid-19, Catherine Wilson Bakal Bebas Bulan Depan

Sebab menurutnya, virus akan menginfeksi sel yang sama dengan konsekuensi yang sama.

"Akan menarik untuk melihat apakah ini adalah hasil dari pelaporan sendiri atau jika ada ukuran korelasi yang independen. Secara ilmiah, saya tidak bisa melihat bagaimana itu akan beroperasi," jelas dia.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sangat Menular, Ini Gejala Umum Varian Baru Covid-19 di Inggris, Mulai dari Kelelahan hingga Batuk

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : TribunnewsBogor.com

Baca Lainnya