Malaysia Rela Tutup Sebagian Besar Ekonomi Utamanya Demi Hentikan Lonjakan Penyebaran Wabah Covid-19

Kamis, 28 Januari 2021 | 13:15
Kompas

Kedubes Malaysia

GridHype.ID - Infeksi virus corona masih menjadi momok yang mengerikan di dunia.

Parahnya, akibat pandemi Covid-19 ini berdampak pada kondisi ekonomi.

Negara tetangga, Malaysia menghadapi situasi ekonomi yang mendekati bahaya akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kembali Jalani Vaksinasi, Jokowi Beberkan Perbedaan yang Ia Rasakan Usai Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19 Kedua

Saat ini, Malaysia telah berada di ambang jurang situasi ekonomi yang sangat genting.

Banhkan bersiap untuk melakukan tindakan darurat dengan menutup sebagian besar ekonomi utamanya.

Menurut, seorang sumber The Straits Times mengungkapkan, Pemerintah Malaysia sedang bersiap untuk menutup sebagian besar ekonominya jika kasus virus corona terus melonjak.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta Dikabarkan Bakal Dilimpahkan ke Pemerintah Pusat, Anies Baswedan Angkat Bicara

Ini dilakukan setelah program perintah kontrol pergerakan (MCO) yang ditetapkan sejauh ini gagal menahan penyebaran infeksi.

Beberapa sumber industri dan pemerintah telah mengkonfirmasi kepada The Straits Times bahwa Kementerian Kesehatan Malaysia ingin memberlakukan penguncian total pada semua aktivitas ekonomi kecuali untuk layanan penting, setelah MCO yang akan berakhir pada 4 Februari.

Hal itu akan dilakukan jika tidak ada perbaikan dalam jumlah kasus virus corona.

Baca Juga: Babak Baru Kisruh Harta Warisan Mendiang Lina Jubaedah, Teddy Pardiyana Akhirnya Bertemu Rizky Febian dan Putri Delina

Infeksi harian virus corona tetap di atas angka 3.000 selama seminggu terakhir, dan mencapai rekor 4.275 kasus pada Sabtu (23/1/2021).

Sebanyak 3.346 kasus baru lainnya dilaporkan pada hari Minggu (24/1/2021), sehingga total penghitungan kasus menjadi 183.801 infeksi sejak pandemi dimulai.

Meski demikian, kementerian pemerintah lainnya sedang berupaya mencari jalan tengah, dan percaya bahwa aktivitas bisnis yang terbatas dapat terus berlanjut bersamaan dengan layanan penting meskipun ada pandemi.

Baca Juga: Ibunda Vicky Prasetyo Mengaku Resah Soal Isu sang Anak yang Nikah hingga 24 Kali! Emma Fauziah: Risih!

Industri besar seperti manufaktur, konstruksi, pertanian dan berbagai jasa telah diizinkan untuk terus beroperasi di bawah MCO yang diberlakukan di seluruh negeri, kecuali di beberapa distrik di negara bagian Sarawak.

Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (Miti) Malaysia memberi para pemangku kepentingan di sektor manufaktur peringatan dini tentang potensi penghentian aktivitas ekonomi saat pertemuan yang dilakukan Jumat (22/1/2021) lalu.

Pemberitahuan yang dikirim oleh Federasi Produsen Malaysia dan Kamar Dagang dan Industri UE-Malaysia kepada anggotanya (yang didapat The Straits Times) menguraikan beberapa saran awal untuk prosedur operasi standar (SOP) yang lebih ketat sebagai langkah pencegahan untuk menghindari penutupan pada bulan berikutnya.

Baca Juga: Lontarkan Kalimat Ini, Ardi Bakrie Terlibat Adu Mulut dengan Mikhayla

Ini termasuk menciptakan ruang karantina di asrama pekerja, mengurangi separuh jumlah pekerja di kendaraan transportasi, dan mengambil tanggung jawab penuh atas aktivitas pekerja, bahkan jika perumahan mereka dialihdayakan.

Saat dihubungi, juru bicara Miti mengatakan akan membagikan rincian pada waktunya jika ada pembaruan SOP Covid-19.

"Kami serius melakukan yang terbaik karena penguncian total akan mempengaruhi ekonomi," kata seorang pejabat pemerintah tanpa mau menyebut nama, karena diskusi ini bersifat rahasia.

Baca Juga: Jual Mobil Alphard Demi Bantu Masyarakat yang Diterjang Banjir, Evi Masamba Malah Dituding Kampanye Nyalon Bupati

"Ada berbagai upaya baru yang diajukan ke Dirjen Kesehatan tapi tidak ada yang tertarik. Bagi Kementerian Kesehatan, penguncian adalah satu-satunya jawaban," tambahnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Minggu.

Noor Hisham saat ini memimpin tanggapan Malaysia terhadap pandemi yang sejauh ini telah menewaskan 678 orang, dengan 18 kematian tertinggi yang tercatat Jumat lalu.

Baca Juga: Pemberian Vaksin Sinovac Tak Bisa untuk Semua Orang, Simak Apa Saja Kriteria Penerima Vaksin Covid-19

Namun data kementerian secara konsisten menunjukkan bahwa tempat kerja menjadi sumber utama kluster Covid-19. Sejak Jumat lalu, tiga perempat dari 32 cluster baru berasal dari tempat kerja.

Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz mengakui MCO bisa meredam harapan pemulihan ekonomi tahun ini, setelah Malaysia mengalami resesi akibat pandemi.

Namun, dia mengatakan pemerintah mempertahankan perkiraan pertumbuhan 6,5% hingga 7,5% untuk tahun ini.

Baca Juga: Alami Trauma Usai Kasus Narkoba Menjeratnya, Millen Cyrus Ngaku Bersyukur dan Selektif Lagi Pilih Teman

Proyeksi itu akan sangat diragukan bisa dicapai jika lebih banyak sektor ekonomi mengalami penutupan dalam beberapa minggu mendatang.

Malaysia pertama kali memberlakukan pembatasan ketat pada Maret tahun lalu melalui program yang dijuluki MCO 1.0.

MCO menahan warga untuk tetap di rumah mereka, menutup sekolah dan menutup bisnis, dan berhasil mengurangi jumlah kasus harian menjadi satu digit.

Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Bantuan UMKM Sebesar Rp 2,4 Juta, Begini Cara Cek Terima atau Tidak

Ketika pembatasan diperkenalkan kembali pada 13 Januari tahun ini - MCO 2.0 - setelah infeksi harian bertahan pada tingkat empat digit selama dua bulan, mereka hanya membatasi aktivitas sosial dan ritel.

Justru sejak itu, jumlah kasus virus corona aktif telah meningkat dari lebih dari 32.000 menjadi lebih dari 42.000 kasus, jauh melebihi sekitar 34.000 tempat tidur yang disediakan untuk pasien Covid-19 secara nasional.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Situasi Makin Darurat, Malaysia Sampai Hati Berencana Korbankan Ekonomi Utamanya demi Hentikan Penyebaran Covid-19, Separah Apa Situasi di Malaysia?

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya