GridHype.ID - Umat muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa.
Bulan ramadan kali ini pun memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi, seluruh umat muslim masih menjalankan kewajibannya dan tetap menyambut bulan ramadan dengan suka cita.
Bukan hanya menahan rasa haus dan lapar, puasa juga dinilai mampu membawa sejumlah manfaat bagi kesehatan.
Baca Juga: Ternyata Ini Tips Agar Kita Tak Gampang Haus Selama Puasa Meski Sibuk di Siang Hari
Namun ada juga argumen yang mengatakan jika manfaat ini juga mungkin diimbangi oleh efek negatif yang mungkin menganggu pola tidur tubuh, dilansir dari Aljazeera.
Ibadah puasa dilakukan sedari matahari terbit hingga terbenam.
Hal ini berarti mengharuskan umat muslim bangung sebelum matahari terbit untuk makan sahur.
Kemudian umat muslim baru dapat berbuka puasa di saat matahari terbenam.
Tahun ini akan berbeda karena banyak masjid tetap ditutup selama pandemi corona.
Dan sebagian besar kegiatan peribadatan akan dilakukan dari rumah.
Lalu, apakah pola tidur yang terganggu ini dapat membuat kita lebih berisiko tertular infeksi?
Para ilmuwan mengungkap jika lama waktu tidur sama pentingnya untuk kesehatan seperti nutrisi dan olahraga.
Kualitas tidur yang baik dikaitkan dengan berkurangnya risiko-risiko obesitas, konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik, risiko penyakit jantung dan stroke yang berkurang, risiko diabetes tipe 2 yang berkurang, risiko depresi dan kecemasan yang berkurang, dan yang terpenting, sistem kekebalan tubuh yang lebih sehat.
Agar sistem kekebalan tubuh bekerja secara efektif, imun harus mampu mengenali benda asing seperti virus atau bakteri ketika memasuki tubuh.
Protein yang dikenal sebagai sitokin merupakan bagian dari respon imun tubuh terhadap infeksi.
Baca Juga: 12 Tahun Penantian, Akhirnya Sule Bisa Kumpul Bersama Anaknya di Bulan Ramadan: Hari yang Bahagia
Selain mengenali adanya infeksi, sitokin mengirim pesan ke sel yang tidak terinfeksi agar mereka bersiap diri untuk menghadapi serangan.
Sitokin juga memberi sinyal pada enzim yang membantu melawan infeksi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sitokin tidak hanya bekerja paling baik selama tidur, tetapi sebenarnya diproduksi ketika seseorang tertidur.
Studi lain menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih banyak juga memiliki reaksi yang lebih baik terhadap vaksin.
Baca Juga: 4 Olahan Blewah yang Mudah Dibuat di Rumah, Cocok untuk Menu Buka Puasa di Bulan Ramadan
Artinya, mereka memiliki kekebalan yang lebih baik terhadap penyakit yang diberikan vaksin daripada mereka yang kurang tidur.
Ini telah terbukti untuk vaksin flu dan untuk vaksin hepatitis B.
Akan sulit selama bulan ramadan untuk mempertahankan delapan jam tidur terus menerus yang direkomendasikan oleh para ahli, tetapi ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Kamu bisa mendapatkan 8 jam tidur sehari jika sedikit berusaha dengan tidak begadang tanpa melakukan sesuatu.
Kamu juga bisa mengambil tidur siang selama 20-30 menit untuk memulihkan energi.
Apalagi dengan keadaan yang disebabkan karena pandemi, sebagian besar dari kita diharuskan untuk bekerja dari rumah.
Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh apa yang kamu makan.
Godaan untuk terlalu memanjakan diri dengan makanan yang tidak sehat ketika saatnya berbuka puasa dapat mengakibatkan konsumsi makanan yang kaya kalori dan gula.
Ini dapat mengurangi kualitas tidur kamu di malam hari.
Jadi, sesulit mungkin, cobalah untuk menyeimbangkan ini dengan alternatif yang lebih sehat.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Ramadhan 2020: Hati-Hati, Bulan Puasa Bisa Bikin Imun Tubuh Kamu Turun Kalau...(*)