7. Menurunkan stres
Stres dan kecemasan sering dikaitkan dengan lemah syahwat.
Studi 2019 menemukan, stres adalah salah satu prediktor utama disfungsi ereksi, di samping kecemasan dan depresi.
Dalam studi itu disebutkan, stres kronis dapat memengaruhi testosteron atau menyebabkan kurang tidur. Dua kondisi ini bisa memicu lemah syahwat.
Meski demikian, studi lain di tahun 2020 tidak menemukan hubungan antara stres dan lemah syahwat.
Adapun studi kecil di tahun 2014 yang menunjukkan, program manajemen stres selama delapan minggu disertai pengobatan terbukti efektif memperbaiki lemah syahwat, dibandingkan hanya menjalani penogobatan saja.
8. Mengurangi asupan alkohol
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang (kurang dari 21 gelas per minggu) dikaitkan dengan penurunan risiko lemah syahwat, menurut studi di tahun 2018.
Dalam studi lain di tahun yang sama, ditemukan disfungsi seksual --khususnya disfungsi ereksi-- umum terjadi pada individu dengan sindrom ketergantungan alkohol.
Bukan hanya itu. Studi dari tahun 2020 juga mengidentifikasi alkohol sebagai faktor risiko lemah syahwat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan agar pria mengonsumsi alkohol dua gelas atau lebih sedikit per hari.