Gridhype.id-Mempelajari susunan planet selain Bumi menjadi hal yang menyenangkan bagi sebagian orang.
Planet-planet yang berada di tata surya memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing, salah satunya Ploto.
Sayangnya, Pluto justru tidak lagi disebut sebagai planet karena beberapa hal yang menjadi penyebabnya.
Pada masa lalu, banyak orang mengenal tata surya dengan urutan planetnya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Jupiter.
Namun, sejak tahun 2006, The International Astronomy Union (IAU) tidak lagi menyebut Pluto sebagai planet.
Alasannya, Pluto tidak memenuhi kriteria untuk disebut sebagai planet.
Ya, benda astronomi harus memenuhi sejumlah kriteria agar bisa disebut sebagai planet.
Kriteria tersebut adalah mengorbit sebuah bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah “membersihkan” lingkungan sekitar orbitnya.
Belum 'Membersihkan' Orbitnya
Dilansir dariNASA, 15 Februari 2021, Pluto tidak lagi disebut planet karena belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain.
Namun, Pluto memenuhi kriteria IAU untuk diklasifikasikan sebagaidwarf planetatau planet kerdil.
Menurut IAU, planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit langsung Matahari sehingga bentuknya dikendalikan oleh gaya gravitasi, namun belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain.
Lantas, apa yang dimaksud dengan belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain?
Dilansir dariLibrary of Congress, 19 September 2019, kriteria tersebut berarti planet harus menjadi dominan secara gravitasi sehingga tidak ada benda lain dengan ukuran sebanding, selain satelitnya sendiri atau benda di bawah gravitasinya, di sekitar ruang orbitnya.
Dalam hal ini, Pluto berbagi lingkungan orbit dengan objek sabuk Kuiper seperti plutino.
Jadi, setiap benda langit yang tidak memenuhi kriteria ini, tidak akan disebut planet dan akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil, termasuk Pluto.
Sejarah Pluto
Pluto ditemukan pada tanggal 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh dengan kontribusi dari William H. Pickering.
Pada tahun 1915, observatorium telah berhasil menangkap dua gambar samar Pluto yang saat itu belum dikenali.
Sebenarnya, ini bukanlah potret Pluto yang pertama. Terdapat 16 pra-penemuan yang diketahui dan yang tertua dibuat oleh Observatorium Yerkes di tahun 1909.
Saat itu, penemuan Pluto menjadi berita utama di seluruh dunia. Observatorium Lowell pun memiliki hak untuk menamai benda langit yang baru ditemukan tersebut.
Observatorium Lowell mendapatkan lebih dari 1.000 saran nama dari seluruh dunia, termasuk dari Venetia Burney, siswa berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, yang mengusulkan nama “Pluto”.
Menurut Venetia yang tertarik dengan astronomi dan mitologi klasik, nama Dewa Dunia Bawah cocok untuk benda langit yang gelap dan dingin.
Venetia menyarankan nama “Pluto” pada sang kakek, Falconer Madan, mantan pustakawan di Perpustakaan Bodleain, Universitas Oxford
Madan menyampaikan saran tersebut kepada Profesor Herbert Hall Turner yang kemudian mengirimkannya ke rekan-rekannya di Amerika Serikat.
Akhirnya, nama Pluto resmi digunakan pada 24 Maret 1930 dan diumumkan pada 1 Mei 1930. Venetia sebagai pengusul pun mendapatkan uang £5 sebagai hadiah.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judulMengapa Pluto Tidak Lagi Disebut sebagai Planet?
(*)