Menurut IAU, planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit langsung Matahari sehingga bentuknya dikendalikan oleh gaya gravitasi, namun belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain.
Lantas, apa yang dimaksud dengan belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain?
Dilansir dariLibrary of Congress, 19 September 2019, kriteria tersebut berarti planet harus menjadi dominan secara gravitasi sehingga tidak ada benda lain dengan ukuran sebanding, selain satelitnya sendiri atau benda di bawah gravitasinya, di sekitar ruang orbitnya.
Dalam hal ini, Pluto berbagi lingkungan orbit dengan objek sabuk Kuiper seperti plutino.
Jadi, setiap benda langit yang tidak memenuhi kriteria ini, tidak akan disebut planet dan akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil, termasuk Pluto.
Sejarah Pluto
Pluto ditemukan pada tanggal 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh dengan kontribusi dari William H. Pickering.
Pada tahun 1915, observatorium telah berhasil menangkap dua gambar samar Pluto yang saat itu belum dikenali.
Sebenarnya, ini bukanlah potret Pluto yang pertama. Terdapat 16 pra-penemuan yang diketahui dan yang tertua dibuat oleh Observatorium Yerkes di tahun 1909.
Saat itu, penemuan Pluto menjadi berita utama di seluruh dunia. Observatorium Lowell pun memiliki hak untuk menamai benda langit yang baru ditemukan tersebut.
Observatorium Lowell mendapatkan lebih dari 1.000 saran nama dari seluruh dunia, termasuk dari Venetia Burney, siswa berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, yang mengusulkan nama “Pluto”.