"Perlu kami sampaikan dan perlu kita berpegang dengan mazhab supaya kita tidak gampang terombang-ambing, biarpun setelah itu kita mandang mazhab lain adalah benar, kita ndak perlu menyalahkan, tapi berpegang dengan mazhab itu penting," tuturnya.
Ia juga mengingatkan jika selagi seorang muslim bermazhab Imam Syafi'i maka qunut adalah sunnah.
Baca Juga: Kumpulan Doa Harian yang Bisa Diamalkan untuk Orang Tua, Biasakan Membacanya Setiap Hari
"Qunut adalah sunnah bukan wajib, tapi sangat dihimbau, maka dalam keadaan apapun hendaknya anda tetap qunut," terangnya.
Bahkan jika tidak hafal doa qunut, Buya Yahya pun memberikan amalan untuk membaca doa yang lain.
"Bahkan jika tidak hafal anda baca doa yang lain, doa apa saja, nama qunut artinya juga mengandung memohon, doa termasuk di antaranya adalah Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar," jelas Buya Yahya.
"Bahkan dia jadi imam pun nggak hafal doa qunut, hafalnya Rabbana atina ya sah-sah saja kok," tambahnya.
"Dan jamaah nggak usah protes saat tahu imamnya nggak hafal, tapi mendapatkan pahala sama, jadi jangan sampai ada yang meninggalkan qunut," tegas Buya Yahya.
Kemudian, Buya Yahya menjelaskan jika kita menjadi makmum di belakang orang yang tidak qunut misalnya berbeda mazhab yang tidak pakai qunut, maka beginilah solusinya.
"Maka disaat anda iktidal, anda baca qunut yang paling pendek, anda baca qunut singkat supaya anda tidak ketinggalan tapi anda secara pribadi qunut, dan ini tidak dianggap melanggar, karena apa? Anda tidak membuat kerjaan yang baru," terangnya.
"Pun anda iktidal setelah anda rukuk sholat subuh rakaat yang kedua samiallahulimanhamidah, imam baca robbana, anda juga baca dipercepat sedikit, anda doa qunutsesaat," sambungnya.
"Dimanapun anda berada mungkin anda dimudahkan untuk umroh Aamiin atau haji Aamiin, kemudian di sana kok tidak qunut, anda tetap qunut di belakangnya tapi sekiranya anda bisa ngejar," jelas Buya Yahya.