GridHyppe.ID - Penemuan puing diduga dari pesawat maskapai Malaysia Airlines MH370 belum lama ini menuai sorotan.
Pasalnya, Malaysia Airlines MH370 tersebut mengalami kecelakaan pesawat pada 8 Maret 2014 silam.
Namun, sisa bangkai pesawat yang dinyatakan hilang kontak 8 tahun lalu itu ditemukan di Madagaskar belum lama ini.
Mengutip Kompas.com, penemunya adalah insinyur asal Inggris Richard Godfrey.
Sementara pemburu rongsokan MH370 Blaine Gibson yang menemukan sisa Boeing 777-200 tersebutmerupakan seorang nelayan di Madagaskar.
Diketahui, nelayan yang mereka temui menyimpan puing dari MH370 sejak tahun 2017 ketika pertama kali menemukannya di pantai.
Nelayan itu memanfaatkan puing MH370 sebagai papan cuci.
Mirisnya, temuan ini justru semakin menguatkan indikasi bahwa pilot sengaja menjatuhkan pesawat berbadan lebar ini.
Berikut ini kilas balik kecelakaan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing yang dipiloti Zaharie Ahmad Shah hingga dinyatakan hilang pada delapan tahun yang lalu.
Seharusnya mendarat di Beijing
Dikutip dari Kompas.com, MH370 dinyatakan hilang setelah berangkat dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, tepatnya pada 9 Maret 2014 pukul 00.41 waktu setempat.
Menurut daftar manifes terakhir MH370 sebelum lepas landas, pesawat ini mengangkut 12 awak dan 239 penumpang.
Mayoritas penumpang yang berada di MH370 adalah warga negara China sebanyak 153 orang dan Malaysia sebanyak 38 orang.
Sementara, ada 7 orang Indonesia yang menumpang pesawat ini.
MH370 seharusnya tiba di Beijing, China pada pukul 06.30 waktu setempat, namun dilaporkan putus kontak dengan menara pengawas pukul 02.40 waktu setempat.
Menurut koordinat terakhir, MH370 terdeteksi di Laut China Selatan, tepatnya di ujung selatan Vietnam dan pesisir timur semenanjung Malaysia.
26 negara bantu pencarian MH370
Setelah MH370 dinyatakan hilang, 26 negara ambil bagian dalam proses pencarian pesawat milik Malaysia Airlines ini.
Diberitakan Kompas.com pada 2014 yang lalu, pencarian MH370 diperluas hingga ke Laut Andaman dan Samudera Hindia setelah awalnya berfokus di Semenanjung Malaysia, Selat Malaka, dan Laut China Selatan.
Perluasan pencarian pesawat tersebut dilakukan pada hari ke-10 setelah MH30 pertama kali dinyatakan putus kontak dan diduga kuat jatuh menghujam laut.
Ahli sempat berpendapat bahwa MH370 bergerak ke arah barat, tapi radar dan satelit milik Pakistan, India, dan China tidak mendeteksi jejak dari pesawat ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, mengutarakan bahwa sinyal samar dari MH370 sempat terdeteksi sekitar 7,5 jam setelah terbang dari wilayah di Kazakhstan, Asia Tengah, ke Samudera Hindia.
Ada pun, Samudera Hindia termasuk salah satu wilayah perairan terdalam di dunia dan pemantauan radarnya sangat sedikit karena lokasinya yang terpencil.
Seluruh awak dan penumpang tidak selamat
Otoritas Malaysia sempat menduga bahwa MH370 mengalami pembajakan setelah komunikasi terakhir pilot dengan menara pengawas pada 8 Maret 2014 pukul 01.19 waktu setempat.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, dugaan pembajakan menguat lantaran pihak maskapai mendapati paspor curian yang digunakan dua penumpang MH370.
Tapi, dugaan bahwa MH370 dibajak karena ada penumpang yang menggunakan paspor curian lantas dianulir dan didapati temuan bahwa pesawat ini berbelok menuju Samudera Hindia.
Najib Razak yang saat itu masih menjabat sebagai PM Malaysia lantas memberi pernyataan bahwa MH370 mungkin saja hilang di kawasan perairan itu.
Ia juga mengumumkan, seluruh awak pesawat dan penumpang MH370 tidak ada yang selamat.
(*)