Setelah guncangan hebat yang meruntuhkan ratusan rumah, satu per satu jenazah ditemukan hingga akhirnya harus tinggal bersama mereka sementara waktu.
Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditinggali 11 jenazah.
Tidak dipungkiri, hal tersebut membuat anak-anak sempat merasa ketakutan.
Akhirnya pada orang tua memindahkan jenazah tersebut ke tempat lain.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana, sementara warga di depan sini," jelasnya.
Imbas akses jalan yang tidak dapat dilalui, akhirnya warga memutuskan untuk mengubur belasan jenazah tersebut.
Mereka diketahui memandikan jenazah seadanya lantaran air PAM dan listrik mati.
Untuk keperluan tersebut, warga memanfaatkan air parit yang berada persis di belakang posko mereka.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," ucapnya.
Sementara itu, bantuan baru bisa sampai ke lokasi mereka pada Selasa (22/11/2022) saat jenazah sudah dikuburkan.
Sementara itu, Plt Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencara (BNPB) Abdul Muhari mengatakan bahwa sebagian besat korban gempa memilih bertahan hidup dan tinggal di reruntuhan rumah mereka.