"Saat sedang ngobrol, tiba-tiba korban mendapat telepon dari seseorang, diduga pelaku adalah H. Tersangka ini enggak suka sama H. Menurut tersangka, H ini pernah bermasalah sama korban," kata Hengki.
Keduanya pun terlibat adu mulut. Sampai akhirnya pelaku naik pitam dan membunuh korban karena melontarkan perkataan yang dianggap menyakiti hati.
Hasil Tes Psikologis
AKBP Panjiyoga juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan tes psikologis kepada pelaku.
Dari tes tersebut, ditemukan hasil bahwa pelaku memiliki trauma masa kecil. Pelaku juga mengakui sering dipukuli orang tuanya.
"Hasil tes menyebutkan pelaku memiliki trauma masa kecil, sehingga memiliki emosi yang meledak-ledak."
"Karena di masa kecil pelaku sering sekali dipukuli orang tuanya," sambung Panjiyoga.
(*)