Pihak berwenang Gambia meluncurkan penyelidikan pada bulan September.
Ini dilakukan setelah dokter pada bulan Juli memperhatikan bahwa sejumlah anak mengalami gejala gagal ginjal setelah meminum sirup parasetamol yang digunakan untuk mengobati demam.
Kasus yang menghebohkan ini lantas turut menjadi perhatian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Pihaknya kemudian memastikan 4 produk obat batuk sirup mengandung paracetamol yang diduga memicu kematian puluhan anak di Gambia tidak terdaftar di Indonesia.
Humas BPOM menegaskan bahwa BPOM secara rutin melakukan pengawasan mutu produk obat.
"BPOM telah secara rutin melakukan pengawasan mutu produk obat di peredaran melalui sampling dan pengujian, termasuk obat batuk sirup."
"Berdasarkan data BPOM, keempat produk yang diberitakan di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia, jadi tidak beredar di Indonesia," kata humas BPOM kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Peringatan akan obat pemicu gagal ginjal
Dilansir dari Washington Post, 6 Oktober 2022, sebelum WHO, Dewan Penelitian Medis Gambia juga telah mengeluarkan peringatan.
"Selama seminggu terakhir, kami menerima seorang anak dengan kondisi ini (cedera ginjal akut) dan sayangnya dia telah meninggal."
"Kami dapat memastikan bahwa dia telah menggunakan salah satu obat yang diduga menyebabkan hal ini, sebelum kedatangannya di klinik kami. Itu telah dibeli di apotek di Gambia,” kata dewan.
Baca Juga: Waspada! Air Galon Isi Ulang Disebut Mampu Bahayakan Kesehatan, Menkes dan BPOM Angkat Bicara