Seingatnya, saat itu aparat menembakkan pelontar gas air mata sebanyak tiga kali, di area tribun yang berbeda namun dalam jarak yang nyaris berdekatan.
Terpaksa, ia bersama temannya asal Lampung itu, berupaya membelah kepungan kabut asap putih bebal nan beracun itu.
Memanfaatkan jaket yang disingkapnya menjadi penutup kepala, Dadang akhirnya mampu menyibak kepulan gas tersebut.
Kemudian, ia menuju ke pintu keluar lain yang melalui tangga di Tribun 14, bersebelahan dengan Tribun VIP.
Setelah berhasil keluar, ia malah disuguhkan pemandangan yang mengiris hati.
"Setelah tembakan ke-3, dan asap agak tipis, asap agak reda, saya mencari pintu di sebelah VIP, di tribun 14."
"Begitu saya keluar, ya Allah, teman-teman saya sudah bergeletakkan."
"Saya menemukan satu korban, kebetulan itu teman saya, biasa guyonan ngopi mangan bakso, sudah tidak bergerak, meninggal dunia," ungkapnya seraya terisak.
Melihat kengerian itu, ia berupa menyelamatkan beberapa orang lain yang sekarat terkapar tak berdaya.
Kantung air mata Dadang jebol juga pada akhirnya, saat dirinya menceritakan bagaimana pilunya saat berusaha mencari dan menolong setiap orang yang terkapar di sana.