Follow Us

Kengerian di Pintu 13, Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan Pilu Lihat Korban Berjatuhan: Saya Pikir Hanya 7, Innalillahi Jenazah Kayak Pindang

Dwi Purworahayu - Rabu, 05 Oktober 2022 | 19:45
(Ilustrasi) Grafiti bertuliskan A.C.A.B di luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).
Associated Press/Achmad Ibrahim

(Ilustrasi) Grafiti bertuliskan A.C.A.B di luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).

"Lalu saya keliling di daerah tribun itu, innalillahi wainnailaihi raji'un, di musala VIP jenazah kayak pindang," terangnya, seraya mengusap air matanya.

Dari kengerian itu, Dadang secara tegas menyebut, pelontarkan gas air mata di tengah tribun yang masih penuh dengan suporter wanita dan anak-anak itu, merupakan aksi berlebihan yang dilakukan oleh aparat.

"Dan apa yang dilakukan kepolisian, saya kira sepakat, itu sangat berlebihan, sangat berlebihan."

"Sudah, Aremania itu suporter yang ngerti dan cerdas, cukup dibilangi, gak perlu dikasih kekerasan dan tembakan gas air mata," ungkapnya.

Selain itu, Dadang juga menyayangkan pihak penanggung jawab stadion tidak membuka semua pintu stadion, pada saat laga tersebut usai.

"Yang saya sayangkan, stadion Kanjuruhan, tidak berbenah setelah peristiwa Persib dulu yang hanya 1 korban meninggal dunia, itu pun di RS, warga Kepuh. Kenapa tidak. Membuat jalur evakuasi," tegasnya.

"Kedua, kenapa pintu itu ditutup, apakah memang sudah ada rencana untuk pembunuhan massal."

"Saya juga meminta PSSI PT LIB, saya juga sudah memiliki bukti, pihak panpel sudah punya surat permohonan perubahan jam tayang, jawaban PT LIB, jam pertandingan tetap 20.00 padahal itu pertandingan sangat rawan," pungkasnya.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat Kehilangan Jabatan

(*)

Source : Twitter, TribunJatim.com

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest