"Untuk jumlahnya saya kurang tahu pasti, yang jelas rombongan saya selamat semua karena saat itu ketikainjury timebabak kedua tujuh menit, kurang lima menit saya minta teman teman keluar." tambahnya.
Gamblang, Amin Fals membeberkan firasat yang sudah dirasakan olehnya.
"Saya sudah membaca kalau kalah di kandang lawan PersebayaSurabaya takutnya ada apa apa." jelasnya.
Tak ada tanda-tanda akan muncul kericuhan, Amin Fals menyebut bahwa pertandingan berjalan lancar hingga akhir.
"Kalau menurut saya yang ngerti dan tahu kejadiannya, pertandingan sebenarnya aman-aman saja," lanjutnya.
"Kelihatannya teman-teman Aremania sudah terima kalah 2-3. Begitu selesai pemain Persebaya sudah masuk ke lorong dan sudah aman." jelasnya.
Selamat dari tragedi tersebut, siapa sangka Amin juga sempat merasakan efek dari tembakan gas air mata.
"Saya melihat sendiri dan saya juga kena efek gas air mata itu. Kena efeknya saja seperti itu apalagi yang kena langsung di tribun mau keluar ke lorong itu dan pintu-pintunya ditutup. Mau keluar tidak bisa," ucapnya.
Melihat teman-temannya meninggal dalam kondisi wajah membiru, Amin Fals lantas mengira bahwa gas yang ditembakkan bukan gas air mata, melainkan gas beracun.
"Menurut saya itu bukangas air mata, tapi gas beracun. Saya mau pulang semalam itu mampir ke RS Wafa Kepanjen, saya lihat teman-teman yang meninggal wajahnya banyak yang biru mengarah ke hitam," tuturnya.
Lebih lanjut, kericuhan yang terjadi di luar ternyata disebabkan oleh rasa kecewa lantaran mengetahui banyak supporter yang meninggal dunia di dalam stadion.