Seorang saksi mata, Dwi, menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa kelam di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Dwi mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai gas air mata ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.
Diduga, korban berjatuhan akibat tembakan gas air mata sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.
"Saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," katanya, Sabtu (1/10/2022).
Alasan polisi tembakkan gas air mataSementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan perihal penggunaan gas air mata saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut.
Menurutnya, gas air mata dilepaskan untuk menghalau suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat kerusuhan.
"Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.
Nico menegaskan, pelepasan gas air mata ke arah tribun suporter Aremania saat kericuhan sudah sesuai dengan prosedur.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," katanya lagi.
(*)