Saat itu, kondisi masyarakat sekitar Kendal, khususnya di sekitar masjid dalam keadaan susah dijajah Jepang.
Untuk kebutuhan makan sehari-hari pun sulit, harus rela mencari umbi-umbian dan sayuran seadanya untuk menyambung hidup setiap harinya.
Atas kondisi itu, pihak manajemen Masjid Agung Kendal membuat sebuah bubur untuk dibagikan kepada masyarakat sepanjang Ramadan.
Tujuannya untuk membantu masyarakat, termasuk para musafir agar bisa berbuka puasa tepat pada waktunya.
Bubur tersebut disajikan dengan lauk sederhana berupa sayur lodeh.
Sebuah sayur yang dibuat dari bahan Kluwih, yang dipetik dari ladang milik masyarakat sekitar.
Saat itu ada seorang kiyai yang mempunyai tanaman Kluwih cukup luas, buahnya sebagian disumbangkan untuk masjid.
"Kalau dihitung, sudah puluhan tahun tradisi ini masih bisa kami lestarikan sampai saat ini."
"Alhamdulillah manajemen takmir Masjid Agung Kendal bisa mengembangkan tradisi ini," terangnya, Jumat (8/4/2022) kemarin.
Bubur lodeh itu pada awalnya disajikan dengan menggunakan piring sederhana.
Ada sebagian masyarakat yang datang dengan membawa tempat makan sendiri, seperti mangkok yang terbuat dari kk sampai saat ini.