GridHype.ID - Kabar mengejutkan datang dari model majalah dewasa, Novi Amelia.
Bagaimana tidak, polisi menemukan sang model tewas bunuh diri dengan melompat dari Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.
Kejadian mengenaskan ini terjadi pada Rabu (16/2/2022) pukul 05.00 WIB.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki motif Novi Amelia mengakhiri hidupnya.
Mengutip dari Tribun Seleb, polisi mendapat bukti berupa keterangan saksi sekuriti Apartemen Kalibata City terkait kematian Novi Amelia.
Dari keterangan sekuriti, diketahui bahwa model majalah dewasa tersebut, sendirian di apartemennya.
"Dalam keterangan awal, mereka menemukan dia sendiri di dalam kamar. Tapi kita tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut," ucap Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan R Soplanit, Kamis (17/2/2022).
Diketahui, Novi Amelia diduga loncat dari lantai 8 kamar apartemennya di Kalibata City, Rabu (16/2/2022) subuh.
Saat ditemukan tergeletak tak bernyawa, Novi Amelia menggunakan dalaman saja, tanpa pakaian yang menutupi tubuhnya.
"Masih kami lakukan penyelidikan dari bukti awal foto yang diambil petugas keamanan apartemen," kata AKBP Ridwan R Soplanit.
Namun, Ridwan belum bisa memastikan adanya bukti lain atas dugaan soal Novi Amelia menerima dugaan tindakan kekerasan.
"Ada beberapa masukan tapi itu semua akan kita lakukan penyelidikan sesuai prosedural. Jadi tunggu aja hasilnya gimana," ujar AKBP Ridwan R Soplanit.
Sebelum mengakhiri hidupnya, seperti yang dikutip dari Kompas.com, perempuan dengan nama asli Linda Astuti ini sempat tersandung berbagai masalah.
Tabrak 7 Pengguna Jalan
Novi menabrak tujuh pengguna jalan saat mengendarai mobil Honda Jazz di Jalan Gajah Mada, Tamansari, pada 11 Oktober 2012.
Korban yang ditabrak mengalami luka-luka.
Saat kejadian itu, Novi Amelia hanya menggunakan pakaian dalam. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa Novi berkendara dalam keadaan mabuk.
Hasil tes urine juga menunjukkan Novi positif mengonsumsi narkoba.
Novi Amelia divonis 6 bulan penjara dengan masa percobaan 1 tahun pada 7 Januari 2014.
Dengan vonis tersebut, Novi tidak harus menjalani hukuman penjara asalkan dalam waktu satu tahun tidak mengulangi perbuatannya.
Novi Amelia pun bersyukur dengan putusan majelis hakim yang tak mengharuskannya meringkuk di balik jeruji besi.
"Saya terima karena sesuai dengan keadilan," ujar Novi seusai menjalani persidangan di Ruang Kusuma Atmadja Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (7/1/2014).
Novi Amelia juga berjanji akan menjaga sikapnya selama masa percobaannya dengan tidak lagi menyetir mobil sendiri.
Overdosis Narkoba
Selain itu diketahui pula bawa Novi Amelia sempat overdosis narkoba.
Setelah bebas dari jerat hukum, rupanya Novi Amelia belum bisa lepas dari narkoba.
Pada Juni 2014, ia bahkan sampai mengalami overdosis.
Ia saat itu mendapat perawatan serius di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Muhammad Kamil Pasha, salah satu anggota tim kuasa hukum Novi, menjelaskan, dia mendapat kabar melalui sambungan telepon dari nomor tak dikenal yang mengatakan bahwa Novi overdosis narkoba dan sedang dirawat di RSCM.
"Setelah kami cek ternyata benar. Menurut pihak RSCM, yang bawa Novi ke sana adalah temannya. Tapi saya belum tahu namanya, dan masih kami cari tahu," kata Kamil pada 2014.
Masalah Depresi dan Gangguan Kejiwaan
Berbagai kontroversi dan masalah yang dilakukan Novi selama hidupnya diduga disebabkan oleh depresi dan gangguan kejiwaan yang dialaminya.
Kuasa hukum Novi, Chris Sam Sewu, mengungkapkan bahwa kliennya pernah menjalani perawatan kejiwaan beberapa tahun lalu.
"Novi pernah berobat menjalani pemeriksaan kejiwaan beberapa tahun lalu," ujar Chris pada 2012.
Chris mengatakan, Novi yang memulai kariernya sebagai model di tahun 2004 tersebut pernah beberapa kali bertanya ke psikiater terkait suara-suara yang kerap didengarnya.
Berkaca pada kasus bunuh diri Novi ini, psikolog dari Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri apabila merasa depresi.
"Terapis saat ini kan ada yang murah sekali, online banyak sekarang ini. Bahkan di Sejiwa ini kami bisa berikan gratis," kata Diena saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/2/2022).
Diena mengatakan, pengobatan terhadap masalah depresi dan kejiwaan ini harus dilakukan sedini mungkin.
Jangan sampai penanganan terlambat karena hal itu bisa menimbulkan masalah yang lebih besar, termasuk keinginan untuk mengakhiri hidup.
"Jangan sampai menunggu di titik terendah, jangan sampai terlambat," katanya.
(*)